Mohon tunggu...
Anshar Aminullah
Anshar Aminullah Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat, Peneliti, Akademisi

Membaca dan Minum Kopi sambil memilih menjadi Pendengar yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Review The Social Movements Reader: Cases and Concepts, Third Ed. 2015 Wiley Blackwell (Part IX, 38) Dan Dampak dari Gerakan Sosial Arab Spring

10 Januari 2024   05:58 Diperbarui: 30 Juli 2024   07:53 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : www.wikipedia.org

      Menurut Jack A. Goldstone, bahwa Gelombang revolusi yang melanda Timur Tengah pada tahun 2011 memiliki kemiripan yang mencolok dengan gelombang aksi politik sebelumnya. Seperti di Eropa pada tahun 1848, kenaikan harga pangan dan pengangguran yang tinggi turut memicu protes populer dari Maroko hingga Oman. 

Bahkan Revolusi yang terjadi di Timur Tengah mewakili kehancuran rezim sultanistik yang semakin korup. Meskipun ekonomi di seluruh wilayah telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir, perolehannya telah melampaui mayoritas penduduk, malah dikumpulkan oleh segelintir orang kaya. Mubarak dan keluarganya dilaporkan mengumpulkan kekayaan antara $ 40 miliar dan $ 70 miliar, dan 39 pejabat dan pengusaha yang dekat dengan Mubarak. anak laki-laki, Gamal, diduga telah menghasilkan kekayaan dengan rata-rata lebih dari $ 1 miliar masing-masing. Perilaku  korup dari para pemimpin ini hampir sama dengan beberapa kasus di Negara lain yang kemudian berujung dengan terjadinya unjuk rasa secara besar-besaran. 

Beberapa nama tokoh yang hasir misalkan saja Porfirio Daz dari Negara Meksiko, kemudian ada Mohammad Reza Shah Pahlavi dari Iran, juga Dinasti Somoza Nikaragua, Dinasti Duvalier Haiti, Ferdinand Marcos dari Filipina, dan Soeharto dari Indonesia. Khusus di wilayah Timur Tengah diantaranya termasuk wilayah Bashar al-Assad di Suriah, Omar al-Bashir di Sudan, Zine el-Abidine Ben Ali di Tunisia, Hosni Mubarak di Mesir, Muammar al-Qaddafi di Libya, dan terakhir ada Ali Abdullah Saleh di Yaman.

   Di Timur Tengah  terjadi di monarki tradisional,  dimana pemimpin nasional memperluas kekuasaan pribadinya dengan mengorbankan lembaga formal, diktator yang mengumpulkan kekayaan besar,  lalu mereka gunakan untuk membeli loyalitas pendukung dan menghukum lawan, dan terakhir  Mereka juga mencari hubungan dengan negara asing, menjanjikan stabilitas sebagai imbalan atas bantuan dan investasi lalu kekayaan mengalir ke negara itu, sebagian besar disalurkan kepada penguasa Monarki tradisional dan kroninya.  

Hal ini yang kemudian memicu terjadinya apa yang Orang Barat menyebutnya dengan Arab Springs (Musim Semi Arab/ al-Rabi' al-Arabiy) yaitu musim yang menjadi titik awal pertumbuhan demokrasi di negara-negara Arab. Lahirnya sebuah Gelombang revolusi dan menjadi sebuah wacana publik. 

Solidaritas Sosial Dalam Media Sosial

      Apakah yang membuat gerakan ini sehingga begitu massif dan berefek luar biasa? Dan bagaimana mungkin sebuah revolusi di satu negara menginspirasi negara lain untuk melakukan revolusi?  

  Gejolak The Arab Spring adalah peristiwa yang bermula dari Tunisia saat seorang pemuda berusia 26 tahun bernama Mohammed Bouazizi melakukan protes terhadap kekejaman pemerintahan lokal di bawah rezim otoriter kala itu Ben Ali. Pada tanggal 17 Desember 2010 Bouazizi melakukan aksi bakar diri yang menarik perhatian hampir seluruh negeri, bahkan dunia. 

Apa sifat ikatan sosial yang mengikat individu itu dengan kelompoknya? Indicator yang paling jelas dalam Solidaritas sosial ini adalah sebuah kesadaran kolektif dimana ruang lingkup dan kerasnya hukum-hukum yang bersifat menekan itu (revressive). Hukum-hukum ini mendefinisikan setiap perilaku sebagai sesuatu yang jahat. Yang mengancam dan dan melanggar kesadaran kolektif yang kuat itu1 

  Dalam 20 Tahun terakhir, gerakan massa di berbagai negara, yang berani menuntut mundur rezim- rezim otoriter merupakan fenomena baru di kawasan Timur Tengah. Sejak awal 1970-an di negara-negara Islam khususnya di Iran, Irak, Pakistan dan Afghanistan, kelompok-kelompok gerakan yang paling revolusioner terdiri dari kalangan mahasiswa dan kaum intelektual. 

Interaksi antar budaya melalui media sosial membuat gerakan perubahan melalui revolusi Arab Spring yang seperti kita ketahui sangat dipengaruhi oleh warga negara yang aktif menginisiasi gerakan politik dan perkembangan media sosial tak sedikit dari kalangan Intelektual dan Mahasiswa melalui medsos dan tulisan di Blog yang memungkinkan menyebarnya wacana tentang revolusi menjadi begitu cepat beredar dan sulit terbendung. Teknologi memicu pembentukan "ruang publik politis" yang melampaui negara-bangsa dan memungkinkan pertarungan gagasan politik berlangsung di arena tersebut .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun