Mohon tunggu...
Annisa Fadillah
Annisa Fadillah Mohon Tunggu... Lainnya - Biologist

Hai, selamat datang di halaman Kompasiana Ansfadillah ! Konten yang akan disajikan pada halaman ini bertema Biologi dan pengalaman menarik yang layak untuk dibagikan. Jika ada kritik dan saran, sihlakan menulis di kolom komentar atau mengirimkan email di ansfadillah@gmail.com Semoga tulisan-tulisan di halaman ini dapat menjadi manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Rasanya Jatuh Cinta dengan Boss yang Menyebalkan?

31 Maret 2019   14:16 Diperbarui: 31 Maret 2019   14:21 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kenyataan itu lebih pahit dari ilusi. Namun, bersama kenyataan kita akan sadar bahwa tidak pernah ada mimpi sempurna di dunia ini. Ada mimpi indah, pasti ada mimpi buruk. Maka dari itu, sebagai manusia kita harus puya sifat menerima. Agar tak selalu menyalahkan Tuhan dan keadaan" - Gwen Paradista; Hate First, Love You Later.

Kutipan di atas adalah sebuah penggalan Novel Hate First, Love you Later yang ditulis oleh Nimas Disri dan baru-baru ini diterbitkan oleh GagasMedia (re: 2019). Dilema akan suatu pilihan akan menjadi sulit dan rumit saat kita semakin dewasa. Memasuki usia yang tidak bisa dibilang remaja lagi, kita dituntut untuk bersikap dewasa dan profesional dalam hal apapun, termasuk percintaan.

Kita semua tahu bahwa, tidak semua cerita cinta itu mulus tanpa cela, sebagian bahkan mungkin lebih banyak mengalami bittersweet masa-masa tersebut. Bukan perihal masalah bersama-sama kita pasti bahagia, namun lebih kepada kita tidak menahan jodoh masing-masing agar bisa bahagia adalah sikap profesionalism dalam urusan hati. Hal tersebut  yang dialami oleh Gwen Paradista, tokoh utama dalam Novel Hate First, Love You Later.

Gwen, begitu ia akrab disapa adalah seorang gadis yang sangat mandiri dan mengerti bahwa dia harus melakukan apa, tak heran dia menjadi salah satu karyawan yang diandalkan di kantornya. Namun, Gwen tetaplah seorang perempuan yang memiliki hobi gosip dengan teman-temannya Andin dan Syila yang juga merupakan teman sekantornya.

Gwen sangat mencintai pekerjaannya, namun kelakuan boss nya, Bara Dhananjaya selalu membuatnya kesal oleh target-target pekerjaan yang tidak masuk akal, sehingga membuat dirinya harus lebih sering lembur di kantor. Namun anehnya, muncul sosok yang mengharuskan Gwen terpaksa dekat-dekat dengan Bara. Sosok tersebut sangat kuat kaitannya dengan masa kelam keluarga nya dan sosok tersebutlah yang akhirnya mampu membuat Gwen menitikkan air mata karena haru bahagia.

"Karyawan bukan malaikat, kalau malaikat gue bakalan lembur sambil senyum" - Gwen Paradista; Hate First, Love you Later.

Dokpri
Dokpri

Novel Hate First, Love You Later ini tidak hanya berisi tentang kisah cinta karyawan dengan boss dalam satu kantor, di mana pasti akan selalu muncul statement-statement negatif hasil gosip para lambe turah di kantor. Namun, novel ini menyuguhkan sebuah kisah yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, tentang seorang karyawan di kawasan elit Jakarta yang keras dengan memiliki segala permasalahan hidup dan beban kerja.

Kemudian, datanglah sebuah kejadian yang membuatnya harus berurusan terus-menerus dengan boss nya di kantor. Bertemu dengan sesama karyawan lain, saat sedang makan berdua di sebuah restoran yang akhirnya membuat situasi semakin runyam. Kejadian seperti ini mungkin pernah dialami sebagian karyawan yang pada awalnya membenci boss nya sendiri, namun akhirnya mampu membuat hati nya bergejolak karena telah jatuh hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun