Dampak Buruk Game Online Bagi Anak.
Pada masa pandemi yang diakibatkan oleh Covid-19, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online dengan berbagai aplikasi yang dirancang seperti Zoom meeting. Anak-anak pastinya membutuhkan perangkat elektronik untuk mengikuti kegiatan belajar online ini.
Dengan demikian, setiap Anak-anak yang mengikuti kegiatan belajar online sudah pasti memiliki perangkat elektronik yang bisa dibilang "canggih". Dengan perangkat elektronik yang canggih seperti handphone dan laptop, siswa-siswi juga bisa mengunduh aplikasi sesuai keinginannya.
Mayoritas anak laki-laki pasti mendownload game. Nah sudah ada kata game di sini. Yang niat awalnya diharapkan untuk mengikuti pelajaran secara online, siswa-siswa malah menjadikannya sebagai sarana untuk bermain game online. Memang sebelum pandemi Covid-19 menyebar, game online sendiri sudah banyak dimainkan oleh anak-anak remaja.
Sebenarnya yang menjadi masalah dalam pembahasan kali ini bukanlah game onlinenya, melainkan cara anak-anak menyikapi game online dan orang tua yang seharusnya memperhatikan anaknya dan memberi pengawasan khusus agar anak tidak terlalu sering bermain game online.
Seringkali terjadi kelalaian yang disebabkan karena kurangnya perhatian dari orangtua dan keserakahan anak-anak yang menyebabkan pemborosan. Di dalam dunia game online sendiri ada yang namanya top up yang berarti isi ulang. Isi ulang di dunia game game online ini dapat dilakukan untuk mendapat yang katanya "keuntungan", dengan menghamburkan duit game online saja tentunya malah mendapat kerugian secara nyata dalam hidup contohnya, " Seorang anak rela menghabiskan uang orang tuanya sebesar Rp12.000.000". Pada contoh yang telah diberikan apakah masih ada yang namanya "keuntungan" bagi yang melakukan top up ?
Sebenarnya yang mendapat keuntungan sangat besar dalam dunia game online adalah perusahaan pemilik game online itu sendiri. Yang menggunakan nya tanpa top up tidak dirugikan secara langsung, mereka hanya dirugikan lewat penggunaan data yang boros. Sedangkan yang memainkan game online dengan top up sudah jelas dirugikan.
Memang benar jika ada alasan top up dengan alasan gengsi yang tinggi dan ada juga alasan iri pada teman sebayanya yang lebih maju dalam bermain game online itu, tetapi apakah dengan alasan yang sangat sepele itu mereka terpengaruh dan bahkan rela untuk mengeluarkan uang jajan dan tabungan mereka untuk sekadar menuruti gengsi dan rasa iri hati mereka kepada teman sebaya mereka secara online?
Lalu bagaimana dengan dampak yang ditimbulkan oleh anak-anak tersebut? terdapat dampak negatif dan positif pastinya. Jika mereka memainkan game online secara bijak pastinya menimbulkan dampak positif.
Mungkin saja mereka dapat menghasilkan upah dengan jasa yang mereka berikan lewat game online, tetapi jika sudah mulai berjualan jasa di game online pastinya mereka akan bermain game online selama 24 jam tanpa henti dan bisa menimbulkan penyakit mata dan bahkan bisa gila. Bagaimana dengan dampak negatif? Sangat banyak kejadian negatif terjadi di kalangan anak-anak zaman sekarang.
Mereka rela mencuri untuk top up, mereka juga rela membohongi orang tuanya demi game online itu, ada juga yang rela menggunakan cara curang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dari game online itu. Contohnya, meretas akun temannya sendiri dan menggunakan cheat yang sudah pasti merusak perangkat elektronik yang mereka miliki. Tidak hanya secara ekonomi, tetapi ada juga perundungan yang terjadi pada game online.
Inti dari semua permasalahan ini adalah kerugian dan dampak buruk yang lain yang timbul akibat ulah anak-anak yang bermain game online dengan sembarangan dan tidak memikirkan dengan jernih hal apa yang dapat mereka timbulkan nantinya. Semoga bacaan ini dapat membantu khalayak umum terutama orang tua yang mungkin membiarkan anaknya dengan bebas bermain game online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H