Mohon tunggu...
Anselmus Milang
Anselmus Milang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD Universitas Mulawarman

vollybal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangun Kesadaran Multikultural Melalui Implementasi Model Pendidikan Inklusif di Sekolah

31 Oktober 2024   21:39 Diperbarui: 31 Oktober 2024   21:59 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

  Pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk karakter dan perspektif individu (Muktamar et al., 2024). Di tengah dinamika masyarakat yang semakin kompleks dan terhubung global, keberhasilan pendidikan tidak hanya diukur dari segi akademis, tetapi juga dari kemampuan menghadapi serta menghargai keberagaman budaya. Dalam konteks ini, pendidikan multikultural menjadi suatu paradigma yang strategis untuk menjawab tantangan integrasi antar budaya di lingkungan sekolah.

  Pendidikan multikultural memandang keberagaman budaya sebagai aset yang berharga, bukan sebagai hambatan (Padang, 2023). Ini mencerminkan realitas sosial yang semakin kompleks, di mana siswa berasal dari latar belakang budaya yang beragam (Lutfi & Lestari, 2021). Dengan memahami dan menghargai keragaman ini, siswa dapat membangun pemahaman yang lebih dalam mengenai masyarakat global yang heterogen. Pendidikan multikultural juga memberikan pemahaman mendalam mengenai dinamika integrasi antarbudaya, membantu mengurangi stereotip, dan mengatasi prasangka, yang merupakan langkah-langkah krusial dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif (Hadi et al., 2024).

  Lingkungan sekolah, sebagai mikrokosmos masyarakat, memegang peran krusial dalam membentuk sikap dan nilai-nilai keberagaman. Dalam konteks ini, kesadara multikultural menjadi pondasi penting bagi perkembangan individu di lingkungan pendidikan. Kesadaran multikultural tidak hanya mencakup pemahaman mendalam pada berbagai budaya tetapi juga melibatkan penghargaan dan keterlibatan aktif dalam budaya-budaya yang berbeda (Arfa & Lasaiba, 2022). Sebuah studi oleh Banks & Banks (2004) menekankan bahwa pembelajaran multikultural di sekolah dapat membantu mengubah sikap siswa pada keberagaman dan meningkatkan pemahaman mereka mengenai kompleksitas hubungan antarbudaya. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya diajarkan untuk menghormati perbedaan budaya tetapi juga didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang merayakan dan mempromosikan keberagaman. Selain itu, penelitian oleh García et al. (2021) menyoroti bahwa lingkungan sekolah yang memprioritaskan kesadaran multikultural dapat berperan penting dalam membantu siswa membentuk identitas mereka, terutama yang berasal dari latar belakang budaya yang mungkin kurang dominan.

  Adanya berbagai latar belakang etnis, agama, dan budaya di dalam kelas-kelas sekolah memunculkan kebutuhan mendesak akan pendekatan pembelajaran yang inklusif dan responsif pada keanekaragaman tersebut. Dalam sebuah masyarakat yang semakin heterogen, kelas-kelas sekolah mencerminkan keberagaman budaya yang menjadi kenyataan sosial. Perbedaan etnis, agama, dan budaya di antara siswa menciptakan dinamika yang kompleks dan menuntut pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodasi keanekaragaman tersebut (Watoni, 2019). Model pendidikan multikultural muncul sebagai respons atas kebutuhan akan pendekatan pembelajaran yang memadukan dan menghargai keberagaman budaya di dalam kelas. Pendekatan ini menawarkan suatu kerangka kerja yang memperkaya pengalaman belajar siswa melalui pengintegrasian berbagai perspektif budaya. Dengan mengakui dan merespons keanekaragaman siswa, pendidikan multikultural tidak hanya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, tetapi juga memperkaya proses pembelajaran dengan membuka pintu bagi pemahaman mendalam mengenai budaya-budaya yang berbeda (Suryaningsih et al., 2023). Pendidikan multikultural mengambil peran penting dalam mempersiapkan siswa hidup dalam masyarakat global yang semakin terhubung. Dengan memfokuskan pada pengembangan keterampilan interkultural,pemahaman mendalam mengenai perbedaan budaya, dan penghargaan pada keanekaragaman, model ini membantu siswa mengembangkan perspektif yang luas dan menjadi individu yang mampu berkontribusi secara positif dalam masyarakat yang beragam (García et al., 2021).

  Namun, implementasi pendidikan multikultural di sekolah-sekolah seringkali menghadapi tantangan dan hambatan (Arfa & Lasaiba, 2022; Hadi et al., 2024; Sutiyo, 2023).
Salah satu tantangan utama adalah ketidakmampuan untuk mengintegrasikan kurikulum yang mencerminkan keragaman budaya secara memadai. Beberapa kurikulum mungkin tidak mencakup atau mengakomodasi berbagai perspektif dan kontribusi dari berbagai kelompok etnis, agama, atau budaya (Sholehhudin, 2013). Selain itu, kekurangan dukungan dan pelatihan bagi pendidik dalam menerapkan pendekatan multikultural juga dapat menjadi hambatan. Para guru perlu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menciptakan lingkungan kelas yang mendukung keberagaman dan mempromosikan inklusivitas (Gay, 2018).

  Dampak positif dari implementasi model pendidikan multikultural diharapkan terwujud
dalam peningkatan kesadaran multikultural siswa. Ini tidak hanya mempersiapkan mereka
untuk menghadapi dunia yang semakin global dan beragam, tetapi juga memberikan
kontribusi positif pada pengembangan kebijakan pendidikan yang lebih inklusif di masa depan
(Tapung, 2016). Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana
keberagaman mempengaruhi proses pembelajaran dan interaksi sosial, pengambil kebijakan dapat merancang inisiatif yang lebih efektif dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung bagi semua siswa, tanpa memandang latar belakang mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun