Mohon tunggu...
Ansell Reinhart Janova
Ansell Reinhart Janova Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Beratnya Langkah Kaki

28 Januari 2023   00:10 Diperbarui: 28 Januari 2023   00:13 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedari dulu kita diajarkan untuk mendapat hasil yang paling baik. Saat masa sekolah kita akan dipuji setinggi langit ketika mendapat nilai tertinggi di kelas. Saat ini pun saya dituntut untuk mendapat hasil yang paling baik diantara semua orang, tuntutan diri sendiri maupun orang lain. Semua orang jelas ingin yang terbaik namun tidak semua orang ingin mengeluarkan usaha terbaik, di titik ini saya membicarakan diri saya dimana mimpi demi mimpi muncul tiap matahari terbenam.

            Saya merupakan pelajar SMA berumur 17 tahun, penuh kesadaran dalam diri saya kalau generasi kami merupakan harapan bagi negara ini. Cita-cita yang terbayangkan saya hubungkan dengan peran bagi negara ini. Namun saya tidak merasa telah bergerak demi bangsa ini sama sekali. Berbagai alasan saya coba gali untuk membenarkan sikap ini, tetapi pada akhirnya saya disadarkan bahwa ada ketakutan besar dalam diriku. Ketakutan akan kegagalan. Saya membenarkan diri saya yang terus mencari jalan paling mudah untuk mencapai mimpiku, merasa bahwa hal tersebut merupakan tindakan wajar. Pada akhirnya saya memutuskan untuk berhenti berlari dari rasa takut ini, menempa diri sendiri agar bisa berdiri tegak, agar bisa terus melangkah dengan kesadaran bahwa tiap langkah yang dibuat akan menimbulkan penyesalan.

            Perjuangan diriku sebagai harapan bangsa merupakan perjuangan untuk mengukir kembali kebanggaan negara ini, toleransi. Toleransi bagiku merupakan kebanggaan negara ini dimana kita bisa saling menghargai dan berpikiran luas akan segala sesuatu. Saya percaya bahwa hal ini bukanlah sekedar idealisme, dan menjadikan hal itu sebagai pemikiran realistis merupakan salah satu harapan bangsa yang saya perjuangkan.

            Perjuangan yang saya lakukan adalah perjuangan di bidang pendidikan. Saya percaya bahwa pendidikan merupakan jalan terbesar untuk merubah seseorang, pendidikan merupakan tempat dimana kita mengetahui hal yang kurang dalam diri dan memperbaiki hal tersebut. Mengetahui hal tersebut saya merasa sedih karena pendidikan di bangsa ini tidak dapat dikatakan sebagai pendidikan terbaik, baik dalam segi pemerataan maupun kualitas. Saya sebagai generasi harapan bangsa ingin mengubah hal tersebut sebagai langkah pertama mencapai idealisme toleransi pribadi yang saya miliki.

            "Langkah menuju anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan yang tinggi dan kebahagiaan hidup", Hal tersebut merupakan salah satu pengertian pendidikan menurut tokoh yang menjadi lambang dari pendidikan di Indonesia, tidak lain tidak bukan Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia. Menjadi pembimbing menuju keselamatan dan kebahagiaan hidup merupakan tugas seorang pengajar dan hal tersebut merupakan posisi yang cocok dalam menempati perjuangan diri saya. "LDD Mengajar" salah satu organisasi yang muncul dari keprihatinan kurang meratanya pendidikan di Indonesia. Saya salah satu anggota dari organisasi tersebut yang bertugas untuk menjadi pengajar bahasa inggris untuk siswa di beberapa panti asuhan.

            Segala hal yang dilakukan bukanlah tentang hasil saja melainkan tentang proses yang kita lalui selama memperjuangkan hal tersebut. Sekali lagi saya disadari akan hal tersebut ketika memiliki kesempatan mengajar siswa dari panti asuhan. Tujuan saya adalah menambah pengetahuan para siswa, dan dalam mencapai hal tersebut berbagai hal meningkatkan diri saya sebagai personal. Mengajar secara online bukanlah hal yang mudah, menarik perhatian siswa sampai menyampaikan materi sehingga siswa tidak kehilangan rasa ketertarikannya terhadap kelas. Berbagai hal tersebut saya pelajari dari teman teman dan juga kakak kelas yang sudah memiliki pengalaman dalam mengajar. 

            Perjuangan dan juga proses merupakan hal yang berat, berbagai hal perlu dilakukan untuk menunjang hal tersebut, namun perjuangan dan proses tersebut terkadang tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Perasaan sedih bercampur dengan kesal yang dirasakan tentu sangatlah menyakitkan. Mungkin rasa sakit tersebut telah mengukir rasa takut dalam diriku. Saya terus berlari dan mencari pembenaran sampai saya menyadari betapa berharganya mimpi yang saya miliki dan berjuang.

            Selain memenuhi idealisme tersebut saya memiliki mimpi untuk mengembangkan diri sendiri, menempa diri sendiri menjadi pribadi yang bisa mempengaruhi orang lain di hal positif. Hal tersebut merupakan alasan saya berusahan dalam pendidikan saya dan bermimpi untuk terus berjuang di negara lain. Jepang merupakan contoh besar dari mimpi saya untuk mengembangkan diri. Saya ingin mempelajari bagaimana tiap individu yang memiliki kepentingannya masing-masing tetap menghargai dan juga tetap berpikiran luas terhadap sekitarnya. Hal tersebut merupakan sikap yang luar biasa sehingga saya ingin mempelajari dan menyebarkan budaya ini di negara ini.

Inilah perjuanganku, usahaku untuk terus berjuang menghargai proses dan juga perjuangan. Inilah diriku, generasi penerus harapan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun