Romansa Awal; Antara Resah dan Gelisah
(catatan Opening Match ETMC 2019, PS Malaka kontra PSK Kupang. Betun, 5 Juli 2019)
Persis tiga tahun lalu awal Juli 2019 tuan rumah Malaka seperti sedang bersolek menyambut sebuah pesta akbar milik seluruh rakyat NTT. Ini bukan pesta biasa. Sudah jelas ini tentang suatu kehormatan sementara aromanya adalah pertaruhan.
5 Juli 2019 pukul 17.30 WITA adalah tanggal pertama sebuah perhelatan bernama El Tari Memorial Cup dihelat. Tanah Malaka mendapat kehormatan menjadi tuan rumah bagi seluruh defile lintas teritorial.
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat membuka dengan khidmat semarak kompetisi sepakbola tertua di Nusa Tenggara Timur yang oleh nuraninya Ia katakan ini adalah pesta seluruh warga NTT. Malaka sedang berusaha membakar lagi kisah peradaban kultural dalam pesona budaya yang kian megah ketika langit-langit Malaka tengah menjadi sindrom peradaban. Sungguh amat memikat!
Viktor Laiskodat tak salah. Ia melihat betapa memikatnya gadis-gadis Malaka berbalut kain adat dikawal para peronggeng pria sedang menari-nari di atas lapangan. Ini lebih dari sekadar kompensasi kultural yang dipersembahkan khusus atas nama sepakbola. El Tari Memorial Cup 2019 akhirnya resmi dibuka.
Di malam yang sama, tuan rumah PS Malaka dan wakil kabupaten Kupang, PSK didaulat sebagai dua tim pertama bermain di laga pembuka Grup A ETMC 2019.
Partai perdana itu menyedot banyak perhatian seluruh masyarakat gila bola (masgibol NTT). Terlebih sorotan kepada tim tuan rumah PS Malaka yang bermain di rumah sendiri. Tekanan dan ocehan sudah pasti beriringan menjadi bumbu pemanis mimpi puluhan anak-anak yang sedang membangun cerita bersama skuad Manu Meo.
Tidak mudah, memang. Bermain di rumah sendiri dengan ribuan sorot mata penuh tanda tanya. PS Malaka tampil 'mengkhawatirkan' di awal. Aliran bola masih tak jelas arah, kombinasi lini per lini masih buntuh, formasi yang ditawarkan masih belum dibaca dengan baik, komposisi permainan belum stabil. Ngeriiii! Mungkin ini sebab daripada permainan awal atmosfer sepakbola ditambah keraguan-keraguan klise.
Menit awal babak pertama berlangsung alot. PSK Kupang, rupanya sedang tak main-main berusaha mempermalukan tuan rumah.
PS Malaka masih terjepit dalam penguasaan bola. Bermain tanpa teriakan suporter di laga awal memang terasa berat. Anak-anak butuh dukungan, butuh teriakan pendukung, butuh chant. Mereka butuh nyanyian suporter meski tak harus segemuruh ole-ole.
Pelatih kepala PS Malaka, Adrianus Bria Seran, tidak mau gegabah merubah pola, Ia masih fokus melihat lini mana yang harus dirotasi. Beruntung, sebuah serangan balik PS Malaka membuahkan hasil. Menit ke-24, gelandang Jimmy Bria (18), sukses mencatatkan nama pertama sebagai Pencetak gol pembuka ETMC 2019. Sepakan kaki kiri terukur tak mampu dihalau penjaga gawang PSK Kupang. Malaka unggul satu gol babak pertama.