Foto dan video adalah platform tepat dari kisah-kisah kenangan dan peristiwa. Sebuah gambar dapat mempengaruhi pikiran dan menjelaskan betapa kenangan terbingkai dalam medium bernama fotografi, lalu mulut akan jadi penawar cerita ketika waktu tergerus dalam zona masa lampau.
Oleh karenanya fotografi dan sepakbola itu kawan lama. Mereka seperti kawan akrab yang terus - menerus tergambar dalam catatan-catatan kecil cerita sepakbola. Tidak ada yang berpikir atau bertanya kenapa harus ada foto tim sebelum pertandingan? Kenapa pemain terlalu repot meminta foto dokumentasi di lapangan? atau mengapa fotografer mendapat tempat yang sama seperti pemain dan official di atas lapangan? Tentu sepakbola butuh gairah yang lebih panas dari sekadar permainan yang menguras keringat selama 90 menit. Sepakbola butuh diabadikan.Tanpa dokumentasi, sepakbola hanyalah ilusi, hanya jadi cerita hikayat.
Bila melihat catatan ETMC yang kini sudah berumur 29 tahun sejak 1969 hingga 2019, maka sepertinya ada penyesalan besar dari pemain-pemain masa lalu yang berjaya di era "kevakuman media". Mereka tidak punya foto-foto kenangan di lapangan hijau, yang dipunya hanyalah cerita kenangan yang masih sempat tersimpan di ingatan.Â
Beberapa edisi ETMC telah usai. Banyak cerita dan kenangan tercatat dalam medium fotografi. Kalau mau dibilang Ende dan Malaka sebagai role-model karya fotografi yang cukup komplit mengabadikan catatan perjalanan El Tari Memorial Cup.
Dua Kabupaten ini sebagai contoh untuk tuan rumah selanjutnya. Ende dan Malaka sudah sukses mengemas ETMC sebagai perayaan kemanusiaan. Masyarakat dan seluruh penggila bola melihat banyak peristiwa, mulai dari promosi kekayaan daerah, kemasan acara, menghadirkan maskot, menciptakan gebrakan baru, hingga puncak perayaan selebrasi, dll. Semua itu jadi memoar indah karena fotografi mengabadikan dalam kenangan dan cerita.
Ketika di Ende, Marilonga berhasil disulap jadi arena top. Kini jadi satu-satunya stadion kebanggaan di NTT. Sementara Malaka menyediakan 3 arena pertandingan dengan kualitas lapangan mumpuni.
Dalam lensa ETMC dua edisi terakhir ini masyarakat NTT sudah bisa nikmati live streaming, sudah bisa memantau informasi lewat platform media online, bahkan sudah bisa nikmati pertandingan malam hari.
Inilah model-model kebangkitan sepakbola NTT. ETMC kini semakin kaya warna. Ada peradaban kultural yang dikemas secara kontemporer. Setiap daerah kini sudah mulai menata lapangan sepakbola, bahkan membangun stadion. Memang harus ada upaya sedemikian rupa agar memompa semangat memajukan sepakbola. Saya yakin, standar-standar seperti ini harus terus dipertahankan oleh tuan rumah selanjutnya.Â
Kini tantangan broadcasting menghampiri tanah Lembata selaku rumah ETMC 2021. Ada harapan bahwa Lembata harus benar-benar siap menampilkan cita rasa berbeda dari gelaran ETMC sebelumnya.
Lembata harus berani menjadikan ETMC 2021 sebagai suatu brand yang punya nilai jual, baik secara kualitas maupun kuantitas. Yang jelas, tantangan semakin besar mengingat kompetisi yang akan digelar bulan Agustus itu masih dalam bayang-bayang protokol kesehatan covid-19. Media Officer ETMC 2021 harus memainkan perannya semaksimal-mungkin.
Mari berbenah, Mari perhatikan kualitas broadcasting, mari dukung setiap pemain dari daerah masing-masing, mari support setiap pelaku sepakbola demi kebangkitkan sepakbola NTT.