Mohon tunggu...
Ans Dawa
Ans Dawa Mohon Tunggu... Full Time Blogger - catatan pojok!

platform media online | KOMPAS GRAMEDIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

May Day di Masa Pandemi, Kenapa Harus Ada Demo?

1 Mei 2021   07:46 Diperbarui: 1 Mei 2021   08:02 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demo para buruh peringati Hari Buruh Internasional  (foto: BMV Katedral Bogor) 

Tanggal 1 Mei ditetapkan sebagai hari buruh internasional untuk memperingati kelompok para buruh atau serikat kelas pekerja. Peringatan hari buruh khususnya di Indonesia selalu identik dengan arus demo dengan tujuan untuk menyampaikan aspirasi mereka yang barangkali belum terealisasi atau bahkan tidak sesuai dengan harapan para pekerja. 

Satu persoalan bahwa peringatan hari buruh kali ini benar-benar berada di ambang kekhawatiran mengingat situasi bangsa yang tengah dilanda pandemi virus corona. 

Menariknya Serikat buruh Indonesia melalui press converence presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan akan tetap melakukan aksi demo demi mewujudkan tuntutan para buruh. Ada dua tuntutan yang ingin mereka suarakan yakni terkait Undang-Undang Cipta Kerja, serta Upah Minimum Sektoral Kabupaten / Kota. 

Okelah. Terlepas dari semua catatan aksi demo para buruh, kita perlu menggaris-bawahi adanya dampak terhadap kerumunan masal yang tentu menjadi masalah di masa pandemi sekarang ini. 

Pemerintah hingga saat ini terus berupaya mendorong semua elemen masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan covid-19. Lalu bagaimana dengan demo hari buruh di masa pandemi? 

Salah satu problem utama adalah pemerintah akan kesulitan menahan atau melarang upaya para buruh untuk berdemo pasalnya Serikat buruh akan bergerak dengan kumpulan massal. Meski kita tahu, tidak semua buruh akan turun ramai-ramai melakukan aksi demo. 

Imbas lainnya tentu karena nihilnya ruang diskusi yang notabene belum tersedia secara terbuka. Mungkin ada benarnya, realisasi paling nyata oleh kelas pekerja adalah aksi turun ke jalan sebagai satu-satunya cara menyuarakan  aspirasi yang kerap tidak dihiraukan.

Meski demikian himbauan untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi isu-isu negatif terus digaungkan. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyerukan kepada seluruh elemen buruh Indonesia untuk tetap memerhatikan protokol kesehatan mengingat virus ini kian meningkat. Bu Ida juga berupaya untuk terus memperhatikan nasib para pekerja dengan prioritas-prioritas pemerintah berupa bantuan subsidi upah. Inisiatif lainnya adalah dengan memberi THR kepada para buruh / pekerja. 

Yang menjadi catatan reflektif adalah kenapa harus ada demo di masa pandemi? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun