Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menuju Indonesia Emas: Transformasi Digital dan Kesiapan Generasi Muda di Society 5.0

24 Mei 2024   06:42 Diperbarui: 24 Mei 2024   06:45 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah percepatan globalisasi dan revolusi industri 4.0, masyarakat dunia kini tengah memasuki fase baru yang dikenal dengan istilah Society 5.0. Konsep ini mengemuka sebagai bentuk evolusi yang mengintegrasikan kemajuan teknologi untuk menjawab tantangan sosial, dengan menitikberatkan pada kualitas hidup manusia. Sebagai salah satu negara dengan potensi demografis dan ekonomi yang besar, Indonesia memiliki kesempatan emas untuk mengimplementasikan konsep ini guna mencapai kemakmuran yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Pendidikan bukan lagi tentang mengisi kepala, tetapi tentang menyalakan api.

Indonesia, dengan lebih dari 17 ribu pulau dan lebih dari 1,3 ribu suku etnik, memiliki keanekaragaman yang menjadi kekuatan sekaligus tantangan dalam penerapan Society 5.0. Dengan populasi yang mencapai lebih dari 277 juta jiwa, di mana 70% diantaranya akan memasuki usia produktif pada tahun 2045, Indonesia berada di ambang kesempatan besar untuk transformasi sosial dan ekonomi.

Namun, data terkini menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal dalam beberapa indikator penting di tingkat global. Berdasarkan data tahun 2022, Indonesia menduduki peringkat 144 dalam Indeks Pembangunan Manusia (HDI) dan peringkat 61 dalam Indeks Inovasi Global tahun 2023. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam kualitas pendidikan, infrastruktur, dan inovasi dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ASEAN. Kesenjangan ini perlu segera diatasi untuk memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia.

Kemajuan tanpa inovasi adalah seperti berlari di tempat; kita mungkin bergerak, tapi tidak menuju ke mana-mana.

Dalam konteks pendidikan, Nelson Mandela pernah mengatakan, "Pendidikan adalah senjata paling kuat yang bisa digunakan untuk mengubah dunia." Oleh karena itu, Indonesia perlu memprioritaskan peningkatan kualitas pendidikan yang tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pengembangan karakter dan kemampuan adaptasi generasi muda terhadap perubahan. Pendidikan yang berkualitas akan mempersiapkan tenaga kerja yang tidak hanya kompeten, tetapi juga inovatif dan bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi untuk kesejahteraan sosial.

Di era digital, kemampuan untuk memanfaatkan data menjadi sangat krusial. Hal Varian, ekonom utama Google, pernah menyatakan bahwa kemampuan untuk mengolah dan memanfaatkan data akan menjadi skill yang sangat penting di masa depan. Indonesia, dengan jumlah pengguna internet yang mencapai 212,9 juta orang dari total populasi 276,4 juta, memiliki potensi besar untuk mempercepat penyebaran inovasi digital. Namun, tantangan seperti keamanan siber, privasi data, dan dampak transformasi digital terhadap lapangan kerja tradisional perlu ditangani dengan strategi yang matang.

Dalam era digital, keamanan siber bukan hanya sebuah opsi, melainkan sebuah keharusan.

Digitalisasi telah membawa banyak manfaat, seperti peningkatan efisiensi transaksi dan akses yang lebih baik ke berbagai layanan. Namun, transformasi digital juga menyimpan risiko, terutama terkait dengan keamanan siber dan dampaknya terhadap model bisnis tradisional. Sebagai contoh, penetrasi internet yang tinggi harus diimbangi dengan peningkatan keamanan siber untuk melindungi data pengguna yang semakin banyak dihasilkan dan dikumpulkan setiap hari.

Selain itu, manfaat dari digitalisasi seperti peningkatan kapasitas analisis data dapat membantu pengambilan keputusan yang lebih informasi dan strategis. Namun, tantangan regulasi dan kepatuhan terhadap standar yang berlaku menjadi kunci agar teknologi dapat diterapkan secara etis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, investasi yang bijak dalam teknologi digital, implementasi regulasi yang tepat, serta peningkatan literasi digital dan etika menjadi sangat penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun