Dengan bertambahnya pekerjaan yang mengharuskan kita duduk lama, pemahaman tentang postur duduk yang tepat menjadi sangat penting. Artikel ini membahas temuan dari studi terbaru yang menggunakan fotogrametri untuk menilai pengaruh postur duduk terhadap nyeri punggung bawah, menyoroti pentingnya ergonomi yang baik di tempat kerja.
Menghabiskan waktu berjam-jam duduk di depan komputer adalah bagian tidak terpisahkan dari banyak pekerjaan hari ini. Sayangnya, banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa cara kita duduk bisa berdampak besar pada kesehatan jangka panjang, terutama terkait dengan nyeri punggung bawah. Menariknya, teknologi baru dan pemahaman yang lebih baik tentang ergonomi telah membuka jalan bagi peningkatan kesehatan melalui perbaikan postur duduk.
Dalam suatu upaya untuk memahami lebih lanjut tentang efek duduk jangka panjang pada tubuh manusia, sebuah tim dari Technical University of Varna di Bulgaria baru-baru ini mengadakan sebuah eksplorasi ilmiah. Mereka menggunakan teknik yang disebut fotogrametri, yang memungkinkan para ahli untuk mengukur dengan tepat bagaimana postur tubuh mempengaruhi struktur tulang belakang.
Hasil awal menunjukkan bahwa duduk dalam posisi yang buruk selama periode yang lama dapat secara signifikan meningkatkan risiko mengembangkan gangguan muskuloskeletal, termasuk nyeri punggung bawah. Khususnya, penelitian ini menemukan hubungan yang kuat antara postur duduk yang buruk dan perkembangan nyeri pada bagian bawah punggung, yang merupakan keluhan umum di kalangan pekerja kantor.
Ergonomi, atau ilmu yang mempelajari efisiensi manusia dalam lingkungan kerjanya, memainkan peran penting dalam menciptakan hubungan yang sehat antara individu dan pekerjaannya. Dengan mengadopsi praktik ergonomis yang baik, seperti menyediakan kursi yang mendukung punggung dengan baik dan meja kerja yang memungkinkan posisi duduk yang benar, organisasi dapat membantu karyawan mengurangi risiko masalah kesehatan jangka panjang.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya mengambil istirahat secara teratur dari duduk. Mengubah posisi, berjalan-jalan singkat, dan melakukan peregangan ringan selama hari kerja dapat membantu mengurangi ketegangan pada otot dan ligamen di punggung bawah. Ini tidak hanya membantu mencegah nyeri punggung tetapi juga meningkatkan sirkulasi dan kesehatan keseluruhan.
Para peneliti menggunakan pendekatan inovatif untuk mengukur dampak postur duduk. Mereka melibatkan seratus peserta yang fotonya diambil dalam berbagai posisi duduk. Dengan menempatkan penanda pada titik-titik kunci di tubuh peserta, para peneliti dapat mengukur sudut yang tepat dari postur duduk dan efeknya pada struktur tulang belakang.
Salah satu temuan kunci adalah bahwa postur yang benar seharusnya mempertahankan kurva alami tulang belakang. Postur yang ideal melibatkan duduk dengan punggung lurus, bahu rileks, dan kaki rata di lantai. Sudut lutut harus sekitar 90 derajat, dan kursi harus memberikan dukungan lumbar yang memadai untuk mengurangi tekanan pada vertebra lumbar.
Selain ergonomi fisik, studi ini juga mengeksplorasi penggunaan algoritma pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi postur duduk yang tidak tepat. Dengan melatih model untuk mengenali postur yang salah, bisa menjadi mungkin untuk mengembangkan aplikasi atau perangkat lunak yang membantu pengguna memonitor dan memperbaiki postur mereka secara real-time, sebuah langkah maju yang signifikan dalam ergonomi modern.