Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Update AI Hari Ini: Pendanaan, Akuisisi, dan Ketegangan dengan China

27 April 2024   13:40 Diperbarui: 27 April 2024   13:45 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gettyimages.com

Dalam kancah teknologi global yang dinamis, kecerdasan buatan (AI) tidak hanya sebagai pendorong inovasi tetapi juga sebagai titik pivot dalam geopolitik internasional. Edisi terbaru dari update AI oleh FindBiometrics menghadirkan gambaran yang jelas tentang bagaimana arus pendanaan, akuisisi strategis, dan ketegangan antarnegara mempengaruhi industri AI.

Baru-baru ini, xAI, startup yang didirikan oleh Elon Musk, dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk mengumpulkan dana sebesar 6 miliar dolar AS dengan valuasi sebelum dana 18 miliar dolar AS. Sequoia Capital, salah satu firma venture capital yang berpengaruh, tampaknya sangat tertarik untuk membiayai startup yang baru berumur satu tahun ini. Rencana penutupan putaran pendanaan ini dijadwalkan dalam beberapa minggu ke depan, menandakan satu lagi langkah besar dalam evolusi AI.

Di Eropa, Mistral, sebuah nama yang muncul dari Paris, juga tidak mau ketinggalan. Dengan pendekatan open source terhadap model AI mereka, Mistral sedang dalam proses untuk mengumpulkan 500 juta euro yang akan meningkatkan valuasi mereka menjadi setidaknya 5 miliar euro. Ini secara jelas menempatkan Mistral sebagai pesaing terkuat dari Eropa untuk firm-firm AI di Silicon Valley.

Sementara itu, di Asia, SenseTime, perusahaan yang telah masuk daftar hitam di Amerika Serikat karena dituduh menyediakan teknologi pengenalan wajah yang digunakan dalam penindasan terhadap populasi Muslim Uighur di Xinjiang, baru saja mengumumkan model bahasa besar terbaru mereka, SenseNova 5.0. Model ini diklaim telah memenuhi atau bahkan melebihi standar GPT-4 Turbo dalam evaluasi objektif utama. Ini merupakan contoh nyata dari bagaimana teknologi AI terus berkembang meskipun adanya hambatan politik dan etis.

Di sisi akuisisi, Nvidia telah mengumumkan rencana untuk mengakuisisi dua startup Israel yang berfokus pada pengurangan biaya pengembangan dan operasi model AI. Run:ai dan Deci AI, kedua perusahaan ini, menawarkan solusi yang mengoptimalkan sumber daya komputasi GPU dan mempercepat inferensi AI di cloud serta di perangkat edge.

Apple, raksasa teknologi yang selalu menjadi sorotan, telah mengambil langkah strategis dengan mengakuisisi Datakalab, startup Prancis yang dikenal dengan teknologi kompresi AI dan visi komputer mereka. Fokus Datakalab pada teknologi AI yang dapat berjalan langsung di perangkat sangat sejalan dengan kabar bahwa Apple telah bekerja pada sistem AI yang dapat beroperasi langsung di perangkat konsumen mereka.

Di bidang produksi chip, Micron Technology dari AS telah mengamankan dana lebih dari 13 miliar dolar AS dari pemerintah untuk membangun fasilitas produksi chip memori di Idaho dan New York. Namun, Micron menghadapi sanksi dari China yang telah melarang operator infrastruktur kritis menggunakan chip mereka, sebuah langkah yang menegaskan lagi ketegangan antara kedua negara tersebut.

Selain itu, SK Hynix dari Korea Selatan telah mengumumkan rencana untuk membangun kompleks chip memori senilai 14,6 miliar dolar AS di Cheongju, menegaskan posisi mereka sebagai pemimpin global dalam chip memori bandwidth tinggi untuk AI.

Dan terakhir, di tengah meningkatnya ketegangan antara Filipina dan China atas klaim di Laut China Selatan, pemerintah Filipina sedang menyelidiki video deepfake yang menampilkan Presiden Ferdinand Marcos Jr. yang diduga menyerukan aksi militer terhadap China. Video ini telah beredar luas di media sosial dan baru-baru ini ditandai sebagai konten yang dimanipulasi oleh otoritas pemerintah.

Melalui cerminan ini, kita melihat bagaimana kekuatan besar teknologi dan negara-negara bermain dalam arena global, masing-masing dengan strategi dan kepentingan mereka dalam dunia yang semakin didorong oleh AI. Ke depannya, kita hanya dapat berharap bahwa inovasi ini akan membawa lebih banyak solusi daripada konflik, namun kenyataannya sering kali lebih rumit.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun