Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Generasi Millenial, Kuasai Ini Agar Sukses Membangun Startup di Zaman AI

15 April 2024   22:15 Diperbarui: 15 April 2024   22:17 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman yang semakin diwarnai oleh kecerdasan buatan (AI), seorang millionaire dan pengusaha sukses bernama Scott Galloway memberikan wawasan menarik tentang keterampilan penting yang harus dimiliki oleh siapa saja untuk dapat bertahan dan bahkan bersaing. Menurut Galloway, keterampilan itu adalah kemampuan bercerita atau storytelling.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC Make It, Galloway, yang juga merupakan profesor pemasaran di Universitas New York, menegaskan bahwa jika dia bisa memberikan satu kompetensi yang dianggapnya akan tetap relevan sepanjang masa kepada anak-anaknya yang berusia 13 dan 16 tahun, maka itu adalah kemampuan bercerita.

Scott Galloway: pembicara, penulis, entrepreneur, dan profesor bidang pemasaran (Sumber: flickr.com | Hubert Burda Media)
Scott Galloway: pembicara, penulis, entrepreneur, dan profesor bidang pemasaran (Sumber: flickr.com | Hubert Burda Media)

Mengapa kemampuan bercerita menjadi begitu penting di era AI? 

Galloway menjelaskan bahwa platform-platform yang digunakan orang untuk berkomunikasi terus berubah dengan cepat. Namun, yang paling penting adalah kemampuan untuk menulis dengan baik, mengartikulasikan ide-ide, dan menyajikan ide-ide dengan data, infografis, dan slide presentasi.

"Kita tidak tahu apakah dalam lima tahun ke depan, beberapa jaringan saraf akan menggantikan ChatGPT. Kita juga tidak tahu apakah coding akan menjadi usang," kata Galloway.

Pernyataan Galloway ini menunjukkan bahwa meskipun alat-alat AI generatif seperti ChatGPT mungkin akan semakin canggih dan dapat membantu dalam berbagai tugas, tetapi kemampuan dasar manusia untuk berkomunikasi secara efektif tetap menjadi hal yang penting. Bahkan, Galloway menyarankan agar para kaum muda tidak terlalu bergantung pada alat-alat AI tersebut.

Selain kemampuan bercerita, Galloway juga memberikan saran lain bagi para profesional muda. Menurutnya, untuk menjadi ahli di bidang mereka, mereka perlu menemukan niche atau bidang spesifik yang dapat mereka kuasai.

"Temukan niche, betapapun sempitnya, dan cobalah untuk menguasainya. Berkomitmenlah untuk menjadi salah satu orang yang paling mengetahui tentang suatu domain... Anda tidak akan pernah menjadi ahli dalam apa pun jika Anda tidak menyukainya," tegas Galloway.

Gagasan Galloway ini sejalan dengan pemikiran bahwa di era AI, keahlian spesifik dan mendalam menjadi semakin berharga. Dengan semakin banyaknya tugas-tugas rutin yang dapat dilakukan oleh mesin, manusia perlu mengembangkan keahlian unik yang sulit ditiru oleh AI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun