Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengungkap Bahaya Tersembunyi di Balik Headset VR

15 April 2024   06:27 Diperbarui: 15 April 2024   08:34 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Bahaya Tersembunyi di Balik Headset VR | sumber: ideogram.ai

Di tengah tren teknologi yang terus berkembang, virtual reality (VR) menawarkan potensi yang besar untuk revolusi di tempat kerja. Namun, adopsi teknologi ini tidak lepas dari efek samping yang dapat mempengaruhi kesehatan dan produktivitas pekerja. Dari sakit kepala hingga kelelahan mata, yuk kita ketahui risiko dan solusi untuk mengurangi dampak negatif VR di lingkungan kerja berdasarkan hasil riset . 

VR memiliki potensi untuk mengubah banyak aspek kerja kita, tetapi penting untuk mengakui bahwa setiap teknologi baru membawa tantangan yang perlu diatasi

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang tertarik menggantikan monitor komputer dengan headset virtual reality (VR), antusiasme ini disertai dengan kekhawatiran akan dampak negatif yang belum sepenuhnya dipahami. Bagi beberapa orang, VR adalah masa depan interaksi digital, tetapi bagi yang lain, ini adalah sumber masalah baru yang muncul dari penggunaan teknologi tersebut.

Pada dasarnya, VR membawa kita ke dunia yang berbeda, sebuah simulasi yang dapat meningkatkan cara kita bekerja dan berinteraksi. Namun, seperti setiap inovasi, penggunaannya juga membawa konsekuensi. Penelitian baru menunjukkan bahwa sekitar 80% pengguna VR mengalami efek samping dari ringan hingga berat dalam jangka pendek. Gejala ini meliputi pusing, sakit kepala, mual, kelelahan mata, serta nyeri leher dan bahu, masalah yang sudah sering dirasakan oleh para pekerja yang menghabiskan banyak waktu di depan komputer.

Menariknya, VR juga memperkenalkan jenis ketidaknyamanan baru seperti disorientasi dan kelelahan otot yang meningkat, yang bisa sangat mengganggu. Para pengguna dapat merasa kewalahan dengan informasi berlebih dan stres yang intensif, seperti suara tiba-tiba saat berbicara di depan audiensi virtual, yang dapat mengurangi perhatian dan memori.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi dan keparahan dari efek samping ini. Karakteristik tertentu dari konten lingkungan virtual, seperti kerumitan scene atau cara VR mereproduksi pergerakan pengguna, berperan penting. Sementara itu, faktor-faktor lain lebih berkaitan dengan pengguna, termasuk usia atau durasi mereka terimmersi dalam simulasi VR.

Sejumlah pedoman telah diusulkan untuk mengurangi gejala negatif ini, termasuk mengambil istirahat secara teratur, tidak menggunakan VR lebih dari 30 menit dalam satu waktu, dan menghentikan penggunaan segera saat gejala muncul. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengidentifikasi hubungan pasti antara efek samping dan faktor-faktor penyebabnya. Ini penting, karena beberapa organisasi pemerintah pada beberapa negara di dunia telah mulai mengidentifikasi kekhawatiran keselamatan dan mengusulkan pedoman untuk mengatasi efek samping VR.

Namun, dengan tingkat bukti saat ini, sulit untuk menilai seberapa tinggi risiko ini. Kebanyakan penilaian tentang efek samping VR bersifat jangka pendek. Studi jangka panjang baru saja mulai diluncurkan atau diterbitkan. Penelitian tambahan sangat penting untuk memastikan bahwa VR membantu pekerja daripada membahayakan mereka. Salah satu cara untuk mengumpulkan lebih banyak data adalah dengan menggunakan sensor fisiologis dan model pembelajaran mesin untuk mendeteksi efek samping VR dan lebih baik menghubungkan setiap faktor dengan efek tertentu.

Meskipun banyak tantangan yang masih harus diatasi, tidak dapat dipungkiri bahwa VR memiliki potensi untuk mengubah cara kita bekerja secara fundamental. Dengan memahami dan mengatasi efek sampingnya, kita dapat memaksimalkan manfaatnya sambil meminimalkan risiko bagi kesehatan dan kesejahteraan pekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun