Mohon tunggu...
Ansani Intan
Ansani Intan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Bilal: A New Breed of Hero", Tonton Dahulu Komentar Kemudian

30 Juni 2018   15:12 Diperbarui: 30 Juni 2018   15:38 2433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menciptakan film berkualitas itu tidak mudah. Apalagi jika membawakan cerita atau sejarah dalam kehidupan nyata. Butuh keseimbangan dan pertimbangan dalam memuat adegan-adegan sejarah ke dalam film seperti film animasi garapan Barajoun Entertainment, Bilal: A New Breed of Hero yang telah masuk dalam jajaran animasi hollywood. Film yang bertemakan kisah hidup sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu Bilal bin Rabah memenangkan kategori "The Best Inspiring Movie" pada Festival Film Cannes 2015. Umat islam pasti mengenal sahabat Nabi Muhammad SAW yang satu ini. Dialah Bilal, sang pengumandang adzan pertama yang ditunjuk langsung oleh rasullulah.

Film ini tayang perdana di Festival Film Internasional, Dubai, Uni Emirat Arab pada 2015 dan pada 2016 mulai tayang di seluruh wilayah timur tengah dan Afrika Utara. Setelah 2 tahun dirilis, akhirnya film produksi dengan biaya Rp 400 triliun ini masuk dipasaran Amerika Serikat pada 15 Januari 2018.

Pengisi suara film ini pun tidak tanggung-tanggung melibatkan artis terkenal Amerika seperti Adewale Akinnuoye-Agbaje sebagai Bilal dewasa, Jacob latimore sebagai Bilal remaja, Ian Mcshane sebagai Umayyah, China Anne McClain sebagai Ghufaira, Thomas Ian Nicholas sebagai Sa'ad bin Abi Waqqas, dan Michael Gross sebagai Okba. Lagu tema pun merengkut penyanyi papan atas, yaitu Akon dan RedOne yang berjudul Warrior.

Meskipun telah menjadi film animasi hollywood, namun ternyata tanggapan masyarakat tentang film ini menuai kontroversi. Terlebih kalangan umat islam yang memahami sejarah hidup Bilal. Menurut muslimmatters.com, dikutip dari harianumum.com, film ini tidak menggambarkan kehidupan Bilal yang sesungguhnya, bahkan cenderung hanya menjadi sebuah kisah yang terinspirasi oleh cuplikan sejarah dalam kehidupan Bilal.

Dalam kehidupan nyata, kisah hidup Bilal tak seindah suaranya. Rabah, ayahnya adalah budak dari bangsa Quraisy dan ibunya adalah mantan seorang putri yang ditangkap dan dijadikan budak.

Lahir dari seorang budak, sejak dini Bilal harus melayani majikannya, yaitu Umayyah bin Khalaf. Saat Nabi Muhammad mulai menyerukan kalimat-kalimat tauhid ke penduduk Mekah, Bilal mulai mengikuti ajaran-ajaran rasulullah. Umayyah adalah kaum kafir yang amat membenci umat islam. Keberadaan rasulullah mengganggu sistem yang dikuasai oleh Umayyah. Ketahuan sebagai pengikut rasulullah, Bilal disiksa lebih kejam daripada yang lain.

Sementara kisah di dalam film asal Dubai ini, ayah Bilal tidak muncul dan ibunya dibunuh di depan mata Bilal dan adik perempuannya saat mereka masih kecil. Semenjak itu mereka ditangkap dan dijadikan budak. Perbedaan tersebut masih diawal cerita saja. Adapun perbedaan lain, yaitu Bilal selalu berada di samping rasulullah. Dimana dalam film, diri-NYA hanya berada di balik layar. Dalam adegan penghukuman pun, Bilal seorang yang dijadikan tontonan sebagai pelajaran umat islam lainnya. Padahal dalam kisah sebenarnya, tidak hanya Bilal seorang yang disiksa karena mengikuti rasulullah.

"Film ini didasarkan pada kisah nyata tentang seorang tokoh dari peristiwa sejarah. Terlepas dari adanya peristiwa dan karakter yang didramatisir, film ini dibuat sesuai dengan aspek sejarah dalam melestarikan esensi dari cerita yang mengilhami generasi sekarang. Film ini tetap menjadi salah satu cerita tertua umat manusia dalam mencari kebebasan dan kesetaraan" (dikutip dari pembukaan film Bilal: A New Breed of Hero).

Pembukaan tersebut dapat menjelaskan bahwa memang perubahan-perubahan atau perbedaan di antara film dengan aslinya memang disengaja. Karena ini adalah film animasi yang ditujukan untuk anak-anak atau semua umur maka adegan-adegan tertentu (seperti adegan saat Bilal disiksa dengan sadis) harus dikurangi atau dilewati. Meskipun tujuannya bermaksud ingin menghindari hal buruk, banyak kaum muslim yang tetap salah paham dan tidak meridhoi pemutaran film ini dan menimbulkan kontroversi. Negara Qatar bahkan melarang film ini diputar sebab menganggap nilai-nilai di dalamnya menyimpang dari konteks islam. Padahal sebelum insiden pertentangan ini terjadi, film ini pernah diputar pada acara Ajyal Film Festival di Qatar.

Menurut dohanews.co, akun twitter @hamad_albraidi yang memulai kritikannya pada 5 September 2016. Hamad Al Braidi mengatasnamakan penduduk Qatar dalam pelarangan film ini. Hamad Al Braidi tidak terima dengan adegan dalam cuplikan film yang dirasanya menghina Bilal. Komentar Hamad Al Braidi memacu belasan tweet lain untuk mendukungnya melakukan pemboikotan dengan tambahan komentar bahwa mereka juga menentang penggambaran Nabi Muhammad beserta sahabat-sahabat-NYA. Namun tidak semua penduduk Qatar mendukung Hamad Al Braidi. Pemilik akun @Rashid_Alkuwari misalnya.

Menurut Alkuwari, seharusnya film ini patut diapresiasi karena mengharumkan nama Qatar pada seluruh dunia.\Pemilik akun @Saleh_Alljhwill, "terjemahan: Bagaimana Anda menyerukan pelarangan film kalau Anda menilai melalui cuplikan saja. Film yang memakan waktu tiga tahun dalam pembuatannya, sekarang dituntut penayangannya bahkan tanpa menyaksikan film secara utuh. Untuk bagiannya, produser film baru-baru ini menjelaskan bahwa film ini sengaja "terinspirasi oleh kisah nyata" dan tidak berdasarkan pada tokoh sejarah itu sendiri atas kekhawatiran reaksi agama" dikutip dari dohanews.co.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun