1. Pendahuluan.
Dasar sebuah proses ialah perubahan, segala sesuatu berubah kecuali perubahan yang tidak dapat dirubah. Dewasanya dunia saat ini merupakan sebuah proses perubahan yang panjang, dunia selalu bersifat dinamis. Perkembangan teknologi dan pengetahuan membawa kesan adaptasi bagi semua negara dalam lingkup global. Kemajuan-kemajuan mendorong banyak interaksi dan interdependensi antara negara-negara dalam sistem hierarki ekonomi. Globalisasi membawa dampak persaingan perekonomian dalam media teknologi yang kemudian direalisasikan dalam politik global. Perekonomian internasional tidak akan terwujud tanpa politik global.
Dalam prosesnya, politik global tentunya akan mengalami dua fase, kegagalan dan keberhasilan.dalam ke dua fase tersebut, interaksi antar aktor hubungan internasional akan bersentuhan dengan konflik, ambisi, kesepakatan, interdependensi, hingga keuntungan. Hal ini lah yang menyebabkan interaksi antar aktor internasional mengalami perubahan dan memunculkan gerakan-gerakan sosial baik dalam taraf domestik hingga internasional. Gerakan-gerakan sosial ini kemudian terwujud dalam lingkup global yang kontemporer karena sifat berkelanjutan interaksi aktor dari masa sebelumya.
2. Pembahasan
Gerakan sosial merupakan gerakan kolektif non pemerintah yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat sipil, baik nasional maupun internasional, yang memiliki tujuan-tujuan tertentu terutama dalam proses perubahan, reformasi atau aksi perdamaian. Tentu saja kehadiran kelompok gerakan sosial sangat mempengaruhi perubahan kebijakan politik negara dalam lingkup global. Cara yang ditempuh untuk memperoleh suatu perbaikan atas kesenjangan sosial ialah dengan aksi non kekerasan. Selain itu, gerakan sosial yang dilakukan dalam taraf domestik dapat saja mempengaruhi tatanan politik global karena respons dari negara lain atau pun organisasi internasional.
Salah satu contoh gerakan sosial yang telah mempengaruhi politik global secara kontemporer ialah gerakan Food Not Bombs yang didirikan sejak 1980. Kelompok ini awalnya memperjuangkan prinsip-prinsip sosial mulai dari penegakan HAM di El Salvador, hingga kemudian memperjuangkan perdamaian melalui aksi non kekerasan (non-violence) dalam taraf global. Seiring dengan mobilisasi global, gerakan ini menjadi gerakan sosial transnasional yang menentang dan melawan kebijakan WTO dan PBB dalam perang Iraq-Afganistan. Eksistensi gerakan sosial dalam tahap transnasional sangat mempengaruhi kebijakan dan politik internasional.
Perkembangan teknologi dan digital yang sangat pesat menjadi alasan utama gerakan sosial menjadi transnasional. Gerakan kolektif ini menjadi unggul dalam kuantitas serta kualitas memberikan perubahan. Ketika lebih banyak yang menyuarakan perubahan, maka perubahan akan semakin cepat diperoleh.
Pengaruh gerakan sosial transnasional menjadi sangat besar dalam politik global. Interaksi antar aktor hubungan internasional harus mempertimbangkan kualitas dan jangkauan gerakan sosial tersebut. Banyak fenomena atau isu yang dapat mempengaruhi agresifitas kelompok gerakan sosial. Peran negara sebagai aktor hubungan internasional menjadi sangat penting dan dapat saja mempengaruhi reaksi kelompok gerakan sosial. Akibatnya, dalam kebijakan politik globalnya, negara harus mempertimbangkan dampaknya. Misalnya reformasi yang terjadi di Iran. Penyalahgunaan kekuasaan oleh presiden Shah membuat banyak gerakan sosial yang di tunjukan melalui aksi-aksi demonstrasi, yang kemudian berujung pada aksi kekerasan. Sama halnya dengan Indonesia ketika adanya reformasi tahun 1998.
Selain negara, banyak organisasi internasional yang dapat menimbulkan isu-isu kontemporer. Kebijakan dalam sebuah organisasi internasional tentunya akan melibatkan banyak negara dan mempengaruhi perubahan dalam sosial masyarakat. Tindakan dan aksi yang dilakukan organisasi internasional menjadi bahan kajian bagi gerakan sosial. Prioritas gerakan sosial ialah mempengaruhi gerak aktor-aktor hubungan internasional dalam politik globalnya agar sejalan dengan relasi dan kondisi sosial masyarakat yang positif dan seimbang serta tidak menimbulkan kesenjangan sosial.
3. Penutup