Mohon tunggu...
Sasa
Sasa Mohon Tunggu... Lainnya - Anrohmah

Sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Andai Mereka Tahu...

27 Januari 2025   23:43 Diperbarui: 28 Januari 2025   11:03 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ku pikir dunia akan berjalan mudah seperti bayanganku waktu kecil. Ternyata, jalannya sulit. Ku pikir dengan adanya keluarga semua akan menjadi mudah nyatanya aku masih rapuh dan justru mudah rapuh karenanya. Sewaktu kecil aku bangga dengan kondisi rumahku setelah dewasa aku menahan malu dengan kondisi rumahku. 

Bagaimana mungkin kondisi sekarang justru jauh menyakitkan. Disaat-saat tumbuhku menjadi dewasa rasa amarah menyelimutiku. Ada apa denganku? Kenapa aku seperti ini? Siapakah yang menjadikanku seperti ini? Apakah selama ini tumbuh kembangku teriringi dengan gejolak amarah hingga tidak sadar aku menirunya ataukah karena lukaku yang menganga tapi luka mana yang menjadikanku seperti ini? Segala tanyaku di kepala yang tak pernah terjawab.

Bu, andai kau tahu aku mengeluh hanya  ingin mendapat belaian lembut dan kata hangat darimu. 

Pak, andai kau tahu jarak kita terlalu jauh  padahal dulu aku tidak ingin terlepas darimu. 

Bu, maaf jika amarahku sering tak terkendali.

Pak, maaf ya harapanmu pada anak bungsumu belum tercapai. Kecewa ya? Lihat anak kecillmu masih belum jadi apa-apa.

Bu, doain terus anak bungsumu ya biar mudah jalanin hidupnya.

Pak, tolong amarahnya dikontrol ya. Aku tidak mau meniru amarahmu juga.

Aku sudah berusaha, tapi tolong jangan lihat hasil yang kudapat sekarang ini masih proses belum ketemu puncaknya. Tolong hargai setiap langkahku sekecil apapun itu. Anakmu mas masih merintis kalau memang jalannya berbeda dengan harapan kalian tolong pegangi pundaknya karna dia juga bingung dan kecewa.

Ibu, bapak andai kalian tahu di setiap langkah kakinya ada seribu kepingan memori tentang kalian ada seribu harapan di masa depan bersama kalian ku mohon kala anakmu lelah peluk dan rengkuh dia dalam dekapmu cukup itu saja semua rasa lelah akan terobati. Ku harap segala hal baik selalu mengiringi dan ku harap segala mimpi baik anak bungsumu dan mimpi kalian terwujud. Sehat selalu ibu bapakku, terimakasih untuk semuanya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun