Mohon tunggu...
Sasa
Sasa Mohon Tunggu... Lainnya - Anrohmah

Sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tentang Menjadi Dewasa

7 Januari 2025   22:38 Diperbarui: 7 Januari 2025   22:38 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sudah lama sekali tidak menulis disini. Sesaat aku lupa sudah 2 tahun blog ini tak terjamah oleh aksaraku. Tapi tak apa sekarang aku mau menulis tentang hal-hal kecil disini (semoga saja konsusten). 

Hidup berjalan begitu cepat bukan, sampai aku merasa bahwa perjalanan seperempat abadku terasa sebentar. Di jalan ini aku tersadar ternyata menjadi orang dewasa tidak semenyenangkan itu. Semakin dewasa semakin banyak hal harus dipikirkan dan ditata sedemikian rupa. Belum lagi jika di tengah jalan seringkali ada sandungan atau hambatan, melelahkan bukan. Pikirku waktu kecil, orang dewasa adalah masa bebas yang kita bisa pergi-pergi kemana saja. Nyatanya tidur seharian di kamar justru adalah kegiatan paling diimpikan sekarang. 

Pikirku mencari pekerjaan itu mudah, ternyata mudah-mudahan tidak stress saat nyari lowongan pekerjaan. Dunia dewasa terlalu menyeramkan bukan, kita jadi tahu berbagai macam jalan. Jalan tentang bergeraknya pola kehidupan manusia di bumi demi mendapatkan sebuah kenikmatan finansial.  Belum lagi kondisi hubungan manusia yang ternyata seribet dan sesakit itu. Memang benar masa kanak-kanak lebih menyenangkan. 

Ku pikir jalan di dunia dewasa mulus seperti tol, tertolong masih waras aja sudah Alhamdulillah. Aku juga tidak menyangka ternyata yang bikin jatuh mental bukan hanya dari orang lain tapi terkadang dari orang terdekat sendiri seperti keluarga. Belum lagi kalo jalanmu tidak selaras dengan resolusimu ternyata menapaki jalan berkelok sering membuat tangis dan luka batin.  Ya gapapa ya, kalo jalannya banyak lubang dan sering berkelok. Kata orang yang bermodal nekad sering bilang "gapapa trabas aja, sapa tahu jalan berkelokmu hanya tinggal satu langkah dan digantikan jalan lurus". Ya emang gak salah, hanya saja mentalmu memang harus kokoh untuk bertahan di jalan ini. 

Baiklah karna sudah sepanjang ini, tulisannya dicukupkan. Tetap bertahan ya, dunia memang menyeramkan tapi tidak semua hal itu menakutkan. Cukup buka matamu, kuatkan usahamu karna Tuhan senantiasa mendampingimu kemanapun kamu berialan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun