Mohon tunggu...
Anri Rachman
Anri Rachman Mohon Tunggu... Guru - Pengajar di Sekolah Madania, Kabupaten Bogor

Bukan manusia baik, bukan pula manusia jahat, hanya manusia dengan dosa yang berusaha memberikan yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi dan Pandemi

18 Juli 2020   23:13 Diperbarui: 19 Juli 2020   08:44 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selain itu, jika kita banyak membaca berbagai informasi suatu hal berkaitan dengan pandemi covid-19, maka akan membuka mata untuk saling membantu dalam mengatasi dan menekan penyebarannya. Sehingga tidak hanya menggantungkan penanganan pandemi tersebut kepada pemerintah maupun ahli kesehatan. Bagaimanapun ini merupakan masalah bersama dan harus diselesaikan bersama pula.

Dengan membaca, tidaklah akan ditemukan peristiwa saat di sepanjang jalan terpampang imbauan "Dilarang berjualan di sepanjang jalan selama masa pandemi!" namun jalanan ramai dipenuhi warga yang melakukan transaksi jual-beli dan tidak menghiraukan imbauan tersebut. Bahkan imbauan-imbauan lain dari pemerintah maupun instansi terkait mengenai pandemi covid-19 dapat diterima, diolah, dan dilaksanakan dengan baik bila masyarakatnya membaca.

Kedua, literasi numeral. Literasi numeral adalah kemampuan membaca lambang atau data yang disajikan baik berupa angka maupun lambang lainnya. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam menghadapi masa pandemi covid-19. Dengan kemampuan numeral yang baik, kita dapat memahami data yang disajikan. Sehingga tidak menimbulkan kepanikan maupun salah persepsi dalam menghadapi pandemi ini.

Yang menjadi permasalahan bukanlah berapa banyak atau persentase angka kematian dan kesembuhan dari pandemi tersebut, melainkan apakah kita sudah memahami data maupun grafik yang disajikan mengenai informasi perkembangan pandemi tersebut? Sehingga kita bisa lebih peduli untuk menjaga kesehatan bersama. Tidak lagi hanya memperdebatkan berapa jumlah yang meninggal dengan jumlah yang sembuh, namun melakukan imbauan-imbauan yang disampaikan melalui suatu data dan gambar maupun media lainnya.

Ketiga, literasi ilmu pengetahuan (sains). Pengetahuan bukanlah milik para ahli atau ilmuwan maupun pelajar, melainkan milik semua umat manusia. Semakin banyak pengetahuan akan suatu pandemi, diharapkan semakin mawas dan acuh terhadap kesehatan lingkungan. Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber terpercaya. 

Dengan melek pengetahuan, kita dapat memilah dan memilih informasi serta cara menangani pandemi dengan tepat. Maka tidak lagi ditemukan peristiwa-peristiwa seperti panic buying atau menimbun suatu bahan pengobatan yang diperlukan dunia kedokteran karena ketidaktahuan kita dalam menghadapi pandemi covid-19.

Keempat, literasi informasi-komunikasi (digital). Pada masa pandemi covid-19 musuh yang harus dihadapi menjadi berlapis karena yang dihadapi tidak hanya pandemi itu sendiri tapi juga kabar bohong (hoaks). 

Hoaks menjadi sangat rawan karena kurangnya kemampuan dalam literasi informasi-komunikasi. Pada era serba digital atau internet ini, kemampuan literasi ini sangat diperlukan karena informasi diterima dalam hitungan detik. Jika informasi yang diterima salah, maka dampaknya akan merugikan masyarakat.

Hoaks adalah pandemi digital tak kasatmata. Diharapkan jika melek terhadap kemampuan informasi-komunikasi, maka kita dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. Dalam hal ini dapat memanfaatkan internet untuk mengolah, mencari, dan berbagi informasi mengenai pandemi covid-19 dengan bijak.

Selain itu, dengan melek digital, kita dapat memanfaatkan media digital dalam melakukan berbagai aktivitas meskipun dalam kondisi menghadapi pandemi covid-19. Masyarakat tidak gagap terhadap perkembangan zaman maupun kondisi yang mendorong untuk lebih kreatif. Kita masih dapat bekerja dan belanja dari rumah atau belajar jarak jauh menggunakan berbagai aplikasi pendukung.

Kelima, literasi finansial. Tak dapat dipungkiri bahwa dampak nyata dari pandemi covid-19 melanda bidang ekonomi. Banyak pekerja yang dirumahkan atau masyarakat yang kehilangan pendapatan selama pandemi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun