Semarang (6/11/2024) - Perpustakaan hadir sebagai fasilitas utama yang menunjang kegiatan literasi masyarakat. Namun, tak hanya itu, perpustakaan juga diciptakan sebagai wadah bagi masyarakat untuk meningkatkan wawasan, kreativitas, dan kemampuan.
Hal ini berkaitan dengan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial atau yang lebih mudah disebut dengan TPBIS yang digagas langsung oleh Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas).
Dikutip dari laman resmi Perpusnas, TPBIS adalah kegiatan yang diselenggarakan Perpusnas dengan melibatkan pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kabupaten/desa) untuk mengembangkan fungsi dan peran perpustakaan dalam memberikan layanan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.
Tujuan dari dilaksanakannya program TPBIS ini adalah perpustakaan menjadi tempat yang bisa memberdayakan dan melibatkan masyarakat secara langsung dalam berbagai kegiatan untuk menciptakan sumber daya manusia yang terampil dan kompeten.
Berangkat dari gagasan tersebut, Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang menggelar pelatihan menulis dan membaca puisi dengan tajuk "Ekpresi Kata: Pelatihan Berpuisi untuk Remaja".
Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi yang berasal dari berbagai SMP di Kota Semarang dan juga dihadiri oleh Duta Baca Kota Semarang. Acara ini dilaksanakan di ruang Audio Visual yang berada di Gedung Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang pada Rabu, 6 November 2024.
Sebagai narasumber, Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang mengundang Sendang Mulyana yang merupakan seorang sastrawan yang telah lama berkiprah di dunia kesusastraan dan kebudayaan. Beliau juga menjabat sebagai dosen Sastra Indonesia di Universitas Negeri Semarang.
"Siapa pun yang ingin mahir dalam menulis puisi, maka syarat pertama yang harus dilakukan ya rajin menulis," ujar narasumber dalam sesi penyampaian materi pada kegiatan pelatihan tersebut. "Karena semua akan menjadi bisa apabila Anda terbiasa," pungkasnya.
Setelah kegiatan penyampaian materi tentang menulis dan membaca puisi serta beberapa praktik langsung dari narasumber, peserta juga diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dalam menulis dan membaca puisi.
Dua perwakilan dari 40 peserta yang hadir berani untuk unjuk bakat dan mendapatkan ulasan langsung dari narasumber, sehingga kemampuan menulis dan membaca puisi mereka pun diharapkan dapat semakin meningkat dan lebih baik.