Mohon tunggu...
Andrean Pasaribu
Andrean Pasaribu Mohon Tunggu... Melihat Dunia -

Seorang yang ingin menjadi HEBAT!!!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pertarungan Raksasa Kompasiana (Pakde, Adie & Ira) dalam Masa Tenang

6 April 2014   11:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:00 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cukuplah kita mendengar sengitnya persaingan antara penulis besar yang menghuni Kompasiana ini. Saya agak ngeri melihat dua penulis kelas wahid berdebat soal berita, yang ujung ujungnya terkait soal politik? Ga tau juga deh..

Ya... kemarin saya melihat dua penulis besar di Kompasiana seperti pertarungan dua raksasa yang gemuruh. Mereka adalah Adie Sachs, penulis yang mengutamakan kecerdasan dan ketelitian dalam melihat data dan fakta. Cara menulisnya agak diluar kebiasaan, alur tulisannya kadang tidak terduga, anti-teori dan penuh kejutan. Membaca tulisannya seperti bertualang tapi terkadang penuh nilai sastra penuh rima, dan tidak jarang agak terlalu keras dan tendensius.

Satu lainnya adalah Kompasioner Ira Oemar, penulis legit dengan jumlah teman yang banyak. Sentuhan wanita sangat terasa dengan menyajikan data data yang tidak terpikirkan. Teoritis dalam menyampaikan pokok pikiran dan populis dalam menyampaikan tema. Tidak takut melawan arus dan sering menyihir dengan alur yang logis. Tulisan ibu Ira Oemar mudah dipahami tapi sering terlalu jauh memvonis jika berhubungan dengan partai partai tertentu meski datanya belum matang.

Entah bagaimana dua raksasa ini tiba tiba berjibaku dan berbalas artikel. Sebenarnya tidak berbalas sih, soalnya artikel Adie Sachs hanya menyoroti beberapa hal seputar artikel Ira Oemar. Dan tidak ada artikel lain dari keduanya.

Masalahnya, Kompasioner senior Pakde Kartono sampai terusik dan menurunkan artikel tentang keduanya. Ini seperti membangunkan sesepuh yang sedang bertapa kan? Hal ini adalah indikasi bahwa pertarungan kedua raksasa tadi, meski hanya sekali, tapi nyaring bunyinya. Nyaringnya hingga membangunkan penulis kelas kakap dengan sarkasme yang khas itu. Pakde adalah penulis yang menekuni satirisme, sarkasme dan konsisten hingga orgasme. Eh..?

Keramahan dan luasnya pengetahuan Pakde terbaca dari tulisannya, humornya dan cara interaksinya di kolom komentar.

Saya yang baru anak kemarin sore saja merasa diterima olehnya, karena kemaren sore juga baru berteman :)

Membaca tulisan Pakde serasa membuat kita melihat hal berat dan sulit jadi enjoy ajalah tetapi tetap berpikir dan mikirin.

Tapi ya sudahlah. Itu hanya penilaian saya yang belajar menulis dari mereka yang bagi saya adalah tetap raksasa dan senior. Walaupun hak senior dan junior di Kompasiana ini sama.

Eh.. btw soal hak pemilih tadi....

Hak suara pemilih ini agaknya kurang pas kalau kita sebut sebagai HAK. Seharusnya kita sebut apa ya? Kalau wajib gimana? Soalnya kalau disebut Hak, berarti orang boleh menggunakannya atau tidak ya terserah dia kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun