Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tidak kalah banyak dengan kekayaan alamnya. Indonesia memiliki kurang lebih 1340 suku bangsa yang tersebar di Indonesia, dari setiap suku tersebut tentu memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Mulai dari pakaian tradisional, rumah adat, upacara adat dan juga tentunya makanan lokal.
Keanekaragaman budaya Indonesia ini pulalah yang menarik minat banyak wisatawan mancanegara untuk datang dan berkunjung ke Indonesia, selain itu, banyak kerajinan lokal Indonesia yang berhasil menarik pembeli dari mancanegara.
Mungkin kita pernah mendengar harga alat penapih beras, tampah yang dijual seharga USD$ 299 di salah satu marketplace global. Uniknya, tampah tersebut tidak digunakan seperti peruntukannya di Indonesia, melainkan sebagai ornamen kamar hotel.
Bicara soal aneka produk kerajinan dan budaya masyarakat Indonesia, banyak sekali jenis barang yang sebenarnya bisa kita maksimalkan dengan memanfaatkan keberadaan internet untuk menjangkau pembeli di pasar global.
Masterpiece Ukiran Jepara
Kita mengenal Jepara sebagai kota yang terkenal dengan kerajinan ukiran kayunya. Berbagai jenis benda mulai dari gebyok, pintu, gazebo sampai rumah set menggunakan ukiran Jepara bisa dihargai sangat mahal. Namun ada juga lho yang menjadikan teknik ukiran kayu ini untuk menyasar segmen pasar khusus di luar negeri.
Mereka menjual kaligrafi dan berbagai pernak-pernik khas timur tengah dengan word art decor ala Jepara. Target market mereka sendiri sangat segmented, yaitu masyarakat muslim terutama di Timur Tengah yang ingin memiliki dekorasi unik di rumah mereka. Tidak tanggung-tanggung kaligrafi tersebut dalam bentuk 3D dengan ukuran yang cukup besar
Tak hanya kaligrafi, salah satu masterpiece yang dimiliki bangsa kita adalah keris. Ya, keris menjadi salah satu koleksi yang diburu oleh kolektor global di berbagai negara. Kebetulan, aku pernah berkunjung ke satu-satunya empu keris yang tersisa di Jogja, yaitu Empu Sungkowo HarumBrojo.Â
Proses pembuatan keris sendiri membutuhkan tingkat ketelitian, keuletan, dan kesabaran tingkat tinggi itulah menurut empu Sungkowo, minimal butuh 1 bulan membuat satu keris, selain ada pantangan hari, suasana hati juga mempengaruhi hasil karya yang dibuat, jadi misal posisinya sedang tidak tenang ya berhenti dulu