Mohon tunggu...
Ano suparno
Ano suparno Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Jalanan

FREELANCER Pernah di Trans TV sebagai Reporter, Kameraman lalu Kepala Biro TRANS. Sebelumnya, sebagai Stringer Tetap BBC London siaran Indonesia, reporter hingga Station Manager Smart FM Makassar. Setelah di Trans, saya mendirikan dan mengelolah TV Lokal sebagai Dirut. Sekarang Konsultan Media dan Personal Branding

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

PSM, Gak Ada Loe, Gak Rame

23 April 2021   14:06 Diperbarui: 23 April 2021   14:08 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo PSM dari masa ke masa. Sumber foto: sport Sindo 

Catatan prestasi PSM adalah catatan sepak bola nasional, ia satu satunya klub paling stabil sejak lahir pada tahun 1915. Tatkala  PSM mengalahkan PSMS Medan 1957 sekaligus  pertamakali nya PSM juara Perserikatan. Dekade itulah, Ramang dan PSM menjadi buah bibir dalam dunia sepak bola nasional. Ia telah menjadi kekuatan sepak bola nasional, dan menjelma sebagai tim elit.  

Satu satunya tim sepak bola di Indonesia  yang memiliki ciri khas dalam bermain. Yakni, Keras, Cepat dipadu dengan teknik tinggi hanya ada di PSM. Persis tim negara yang memiliki ciri Khas dalam sepak bolanya, Argentina, Brasil, Jerman, Belanda, Inggris, Italia, Mexico dan Kamerun. 

Indonesia tak memunyai ciri khas tetapi di PSM ciri khas sepak bola itu lahir. Maka jangan heran, jika sederet pemain asing dan pemain nasional yang menjelma sebagai bintang nasional, dasarnya berlabuh di PSM Makassar.

Sejarah mencatat, PSM tak pernah absen ataupun diabsenkan pada setiap kompetisi di tanah air. Sebab magnet suatu kompetisi itu akan berharga, bernilai, semarak jika tim Juku Eja ini hadir. Terserah apakah PSM memboyong pemain asingnya, pemain lokal, akademi atau tim seleksi yang penting nama PSM itu melekat pada  papan skor maka itu sudah cukup mengangkat citra kompetisi tersebut.

"Eddd, dumba dumba' ku menonton PSM tadi. Tapi syukurlah, meski PSM kalah tetapi sangat membanggakan" tulis Nia, seorang teman pada kolom FB nya, seorang perempuan yang kutau tak memiliki sedikit pun pandangan dan pengetahuan apalagi hobi menonton sepak bola.

Jadi wajar, jika semifinal laga PSM vs Persija di leg ke2 kemarin,menempatkan rating paling tertinggi dalam siaran sepak bola piala Menpora. Hanya kalah oleh sinetron. Hebat bukan, karena di situ hadir PSM Makassar.  

Ehhh gaes, terakhir, pada Pak Plt Gub dan Pak Wali, Hadirkan kembali stadion Mattoanging. Sebab itu harga diri dunia sepak bola di Indonesia. Anda tidak lanjutkan, maka anda hilangkan satu peradaban tentang  sepak bola di Indonesia. Terima kasih telah membaca. Nantikan tulisan lain saya tentang stadion Mattoanging. (as)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun