Gender adalah rasa identitas diri yang berbeda dengan jenis kelamin. Ada manusia yang berjenis kelamin laki-laki, tetapi bergender perempuan, contohnya adalah laki-laki yang berperilaku feminin atau kemayu. Jenis kelamin dan gender juga tidaklah satu paket dengan orientasi seksual. Ada manusia yang berjenis kelamin perempuan, tetapi bergender maskulin dan heteroseksual. Jenis kelamin dan gender ini juga bukanlah dikotomi seperti hitam putih. Jenis kelamin tidak hanya laki-laki dan perempuan. Demikian pula gender yang bukan hanya feminin dan maskulin. Spektrum di antaranya luas sekali.
Umumnya jenis kelamin secara sederhana bisa dilihat dari alat kelaminnya. Namun, sebenarnya tidak sesederhana itu. Ada manusia yang jika sepintas dilihat dari alat kelaminnya nampak seperti laki-laki. Semisal ia memiliki penis. Namun, ternyata ia juga memiliki uterus atau rahim. Identifikasi apa yang tepat untuknya? Laki-laki atau perempuan? Lalu jika kita berbicara tentang gender, justru ia memiliki spektrum yang lebih luas, karena ia lebih sering tersembunyi. Ekspresi gender ini mulai tampak saat manusia beraktivitas. Lalu, dimanakah letak penentu gender manusia? Jawabannya secara ilmiah sudah jelas, yang menjadi sumber identitas gender manusia adalah otak.
Fakta yang dipahami selama ini, manusia laki-laki dan perempuan pada umumnya tumbuh dan berkembang dengan struktur otak yang seolah sama. Namun, secara alamiah, otak laki-laki dan perempuan pada umumnya tumbuh dan berkembang dengan jalan yang berbeda. Sekali lagi, jika kita berbicara tentang otak laki-laki dan otak perempuan, pembahasannya adalah gender yg maskulin dan feminin, bukan jenis kelamin. Meskipun munculnya diversitas atau keragaman gender dan jenis kelamin dipengaruhi oleh hormon-hormon yang sama.
Dulu, para dokter bahkan saintis biasa berpikir bahwa secara budaya, gender terbentuk pada sapiens atau manusia saja, tidak pada binatang lain. Bahkan hingga sekarang pun banyak dokter yang tidak mengakui bahwa sapiens atau manusia adalah binatang.
Secara saintifik, perbedaan perkembangan otak laki-laki dan perempuan menunjukkan bahwa dorongan untuk kawin, melahirkan, dan membesarkan anak pada perempuan sudah terprogram dalam otak hewan sejak ia belum lahir. Berbeda dengan yang terjadi pada manusia laki-laki pada umumnya. Namun, faktanya, perkembangan sains terbaru tidak langsung masuk dalam kurikulum akademis, khususnya dunia perkuliahan. Pada masanya, siswa diajari bahwa dalam kehidupan manusia, perbedaan gender paling utama disebabkan oleh cara orang tua membesarkan anaknya. Namun, kini saintis telah mengetahui bahwa klaim terkait gender manusia yang dipengaruhi oleh pola asuh saat masa anak-anak adalah tidak sepenuhnya benar. Dan perkembangan otak sapiens ternyata tidak berbeda dengan hewan lain dalam urusan gender. Faktanya, identitas gender bukanlah monopoli manusia.
Peran Otak Terkait Determinasi Identitas Gender dan Jenis Kelamin
Hingga usia delapan minggu, semua otak dan kelamin janin manusia berjenis perempuan. Secara alami semua mamalia adalah perempuan dan manusia adalah mamalia. Perkembangan otak perempuan dan laki-laki ditata mengikuti rancangan yang dibuat oleh gen dan hormon seks sejak awal pertumbuhannya. Suatu gelombang testosteron yang dimulai pada minggu kedelapan akan mengubah otak yang mulanya perempuan, sebagian menjadi otak laki-laki. Mekanisme banjir testosteron mematikan sel-sel tertentu di pusat komunikasi dan menumbuhkan lebih banyak sel di pusat seksual dan agresi. Jadi, tidak mengherankan jika gender perempuan lebih mahir berkomunikasi, sementara laki-laki lebih agresif, karena sejak awalnya gen-gen kita berkehendak demikian.
Bagaimana percabangan jalan pada janin ini mempengaruhi kita? Salah satunya, karena pusat komunikasinya yang lebih besar di otak kita. Pada janin perempuan, otak perempuan menumbuhkan lebih banyak lagi koneksi-koneksi di pusat-pusat komunikasi serta area-area yang memproses emosi. Ini memicu munculnya perbedaan yang mendasar terkait cara komunikasi dan respon emosional antara manusia laki-laki dan perempuan.
Bayi perempuan pada umumnya lebih pintar berbicara dibandingkan saudara laki-lakinya. Ini dikarenakan struktur otak verbalnya yang berbeda. Secara statistik, laki-laki menggunakan sekitar 7.000 kata perhari, sementara perempuan menggunakan 20.000 kata perhari. Ini menunjukkan kemampuan otak verbal yang berbeda. Akibat lainnya, percabangan gender ini menetapkan takdir biologis bawaan manusia dan mewarnai cara pandangnya menghadapi kehidupan dunia. Otak feminin akan memandang dunia secara berbeda dengan otak maskulin, ini adalah takdir biologis. Pada dasarnya, hal pertama yang diperintahkan otak perempuan kepada seorang bayi baru lahir adalah mempelajari wajah. Hanya anak berotak feminin yang terprogram sejak lahir untuk biasa berbalas pandang. Sementara pada anak berotak maskulin pada umumnya tidak demikian.
Selama di dalam rahim, otak perempuan tidak mengalami gelombang testosteron yang menciutkan pusat-pusat komunikasi, pengamatan, dan proses emosi. Akibatnya, potensi perempuan untuk mengembangkan keterampilan dalam bidang-bidang tersebut menjadi lebih baik dibandingkan laki-laki sejak saat dilahirkan. Selama tiga bulan pertama setelah lahir, keterampilan bayi dengan otak feminin atau otak perempuan dalam kontak mata dan saling mengenali wajah meningkat lebih dari 400 persen. Sebaliknya, keterampilan menatap wajah pada bayi laki-laki selama rentang waktu tiga bulan pertama tidak meningkat sama sekali. Kebanyakan manusia berpikir bahwa anak laki-laki tumbuh sebagai laki-laki karena diasuh secara maskulin. Atau sebaliknya, bahwa anak perempuan tumbuh sebagai perempuan karena diasuh secara feminin. Padahal secara faktual, hal ini adalah perkara jenis otaknya masing-masing.
Bayi perempuan lebih mahir memahami emosi ibunya dengan lebih mudah karena otak anak perempuan tidak mengalami rendaman testosteron saat janin. Perangkat otak yang lebih superior dalam berkomunikasi dan nada emosi berperan sejak dini dalam perilaku bayi berotak perempuan. Sebaliknya, rendaman testosteron telah mengubah sirkuit otak yang asalnya semua berjenis perempuan menjadi otak bayi laki-laki. Rendaman testosteron di otak janin menghasilkan perilaku penjelajah, lebih mengembangkan kekuatan otot, dan permainan kasar pada bayi laki-laki. Perbedaan otak pada bayi laki-laki dan perempuan makin melebar pada tahun pertama kehidupan mereka, ini disebut masa pubertas infantil. Pada masa pubertas infantil, otak bayi perempuan mengalami rendaman estrogen, saat inilah otak laki-laki mengalami rendaman testosteron untuk kedua kalinya. Masa pubertas infantil berlangsung selama sembilan bulan pada bayi laki-laki, dan 24 bulan pada bayi perempuan. Ini sangat memperlebar perbedaan otak mereka. Inilah masa puber pertama yang sebenarnya.