Mohon tunggu...
Anonymous man
Anonymous man Mohon Tunggu... -

g perlu dikenal. hanya butuh tempat untuk menyalurkan aspirasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dejavu dan Jamais vu

30 April 2010   07:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:30 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup di dunia ini tak lebih lama daripada sehela napas. Bukankah selain waktu sesaat ini, semua yang pernah kita jalani tidak begitu beda dengan semua yang belum kita jalani? Apapun yang anda sentuh, percayai, dan tampak pada hari ini akan menjadi-seperti realitas kemarin-sebuah ilusi dihari esok. Tidak jarang kita merasa "pernah" mengalami, padahal sesungguhnya belum (dejavu). Sebaliknya kita merasa "belum" padahal sesungguhnya pernah (jamais vu). Otak tak bisa membedakan antara ingatan dan fakta, mimpi dan imajinasi. Imajinasi pada masa lalu tidak terlalu berbeda dengan kenangan pada masa depan; keduanya tidak disini! masa lalu adalah gelap, masa depan penuh misteri. Penggalan dari buku "Tapak Sabda", fauz noor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun