Ada suatu fakta menarik dalam tulisan ini adalah tentang keberadaan etnis tionghoa/Cina yang memang sudah sejak lama berada di Indonesia. Berdasarkan catatan dari sumber data Statistical Year Book dan dari hasil Sensus Penduduk 1930 (pada saat itu Sensus Penduduk di Indonesia menjadi salah satu sensus terbaik di Asia), jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 60,7 juta jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 1,2 juta penduduk merupakan keturunan Cina.
Melihat sejarah masa lalu, pada zaman kuno, kontak antara Cina dan Indonesia telah terjalin melalui jalur perdagangan maritim. Sejarah pertama kali warga Cina masuk ke Indonesia dapat ditelusuri kembali ke abad ke-13, pada masa pemerintahan Kaisar Kublai Khan dari Dinasti Yuan di Cina.
Kontak awal antara Cina dan Indonesia sebagian besar berlangsung melalui Jalur Sutra Maritim, yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan di Tiongkok Selatan dengan pelabuhan-pelabuhan di Asia Tenggara. Pada saat itu, kapal-kapal Cina biasanya mengunjungi pelabuhan-pelabuhan seperti Palembang di Sumatera dan Jawa Timur.
Kehadiran awal warga Cina di Indonesia umumnya terkait dengan tujuan perdagangan. Mereka datang sebagai pedagang, petualang, dan pelaut, serta membentuk komunitas di sekitar pelabuhan-pelabuhan yang mereka kunjungi. Para pedagang Cina membawa barang-barang seperti sutra, keramik, rempah-rempah, dan permata dari Cina ke Indonesia untuk diperdagangkan dengan komoditas lokal.
Selama abad ke-15, seiring dengan ekspansi Kesultanan Malaka sebagai pusat perdagangan regional, kehadiran pedagang Cina semakin meningkat di wilayah tersebut. Banyak pedagang Cina menetap di Malaka dan sekitarnya, membentuk komunitas-komunitas Cina yang lebih besar.
Selama abad ke-17, masa penjajahan Belanda di Indonesia, peran warga Cina menjadi semakin penting dalam perdagangan. Mereka berperan sebagai perantara dalam perdagangan antara pemerintah kolonial Belanda dan masyarakat pribumi. Selain itu, warga Cina juga berperan dalam kegiatan pertambangan dan produksi komoditas seperti gula, kopi, dan tembakau.
Pada abad ke-19, dengan terbukanya peluang ekonomi di Indonesia yang berkembang pesat, banyak warga Cina yang bermigrasi ke Indonesia. Mereka datang dengan harapan mendapatkan keuntungan dari sektor perdagangan dan industri yang berkembang pesat. Mereka membentuk komunitas-komunitas Cina di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Semarang.
Sejak saat itu, warga Cina telah menjadi bagian integral dari masyarakat Indonesia. Mereka berkontribusi dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan, industri, keuangan, dan seni budaya. Warga Cina juga mempertahankan identitas budaya mereka, seperti bahasa, tradisi, dan adat istiadat, yang telah terbaur dengan budaya Indonesia.
Pada saat ini, komunitas Tionghoa-Indonesia memiliki peran yang signifikan dalam kegiatan ekonomi dan sosial di Indonesia. Mereka berperan sebagai pengusaha, profesional, dan pelaku bisnis yang aktif. Hubungan antara Indonesia dan Tiongkok juga semakin erat, dengan pertukaran budaya, investasi, dan perdagangan yang terus meningkat antara kedua negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H