Mohon tunggu...
GUSTI ANOM WIJAYA
GUSTI ANOM WIJAYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Hasanuddin, Makassar

Saat ini sedang menjalani perkuliahan di Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Hasanuddin Fakultasi Ilmu Hukum sejak Agustus 2022 s.d Sekarang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menemukan Hakikat Kekayaan dari Hidup Sederhana

15 Juni 2023   17:53 Diperbarui: 15 Juni 2023   18:04 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup sederhana berkaitan dengan gaya hidup yang sederhana yaitu mengurangi keinginan untuk memiliki barang-barang material serta fokus pada kebutuhan dasar. Namun jangan salah, dengan pola hidup sederhana kita memiliki lebih besar peluang untuk memiliki kekayaan.

Individu yang memiliki pola hidup hedonis, membelanjakan harta yang dimilikinya untuk membeli barang-barang. Dengan pola hidup hedonis tersebut individu tersebut memiliki peluang lebih besar untuk disebut sebagai individu kaya. Kaya akan barang-barang hasil belanjanya. Kaya sering dihubungkan dengan kemampuan untuk memenuhi keinginan dan gaya hidup yang lebih mewah.

Morgal Housel dalam karyanya berjudul Psychology of Money membedakan antara kaya dan kekayaan. Kaya adalah sesuatu yang ditampakkan atau sesuatu yang kasat mata. Contoh individu disebut kaya jika mereka memiliki rumah besar, kendaraan roda 4 terbaru, gawai paling muktahir dan sebagainya. Lainnya halnya seperti kekayaan, Morgal Housel mendefinisikan kekayaan sebagai sesuatu yang tidak dapat dilihat langsung secara kasat mata namun memiliki nilai yang berarti contoh individu yang memiliki deposito, investasi, tabungan yang banyak.

Hidup sederhana dan kekayaan memiliki hakikat yang sama, yaitu pengeluaran yang bijak dan pengelolaan keuangan yang baik. Hidup sederhana lebih berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, dan kepuasan yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus bergantung pada barang-barang material atau penilaian dari orang lain. Hidup sederhana lebih berfokus pada akumulasi aset dan kemampuan finansial yang lebih besar untuk masa yang akan datang.

Secara filosofi, esensi kekayaan dapat bervariasi bagi setiap individu. Bagi sebagian orang, kekayaan mungkin diukur oleh banyaknya aset investasi yang dimiliki, sedangkan bagi orang lain, kekayaan dapat diartikan sebagai kehidupan yang bahagia, hubungan yang harmonis, kesehatan yang baik, atau kesempatan untuk berkontribusi pada masyarakat.

Dalam beberapa kasus, hidup sederhana dapat memberikan kebebasan dan kepuasan yang lebih besar daripada kekayaan materiil yang berlebihan. Tetapi, penting untuk diingat bahwa konsep kekayaan dan kepuasan hidup dapat berbeda bagi setiap individu, dan setiap orang memiliki hak untuk menentukan arti kekayaan mereka sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun