Mohon tunggu...
Annysa Almira
Annysa Almira Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang ASN

Lifelong learner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Balada Pra Nikah

24 Desember 2022   21:47 Diperbarui: 25 Desember 2022   04:50 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Pexels.com 

"Bila nanti saatnya tlah tiba

Kuingin kau menjadi istriku

Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan

Berlarian ke sana, kemari, dan tertawa...."

Potongan bait tersebut adalah lirik lagu milik Band Payung Teduh berjudul "Akad", yang merupakan salah satu lagu hits pada tahun 2017. Hal yang membuat lagu ini istimewa adalah liriknya yang membuat kita bisa membayangkan rasa bahagia menghabiskan seumur hidup dengan pujaan hati alias menikah. Namun, sebenarnya kapan sih seseorang bisa dikatakan siap menikah? Yuk kita bahas 10 dimensi kesiapan berkeluarga menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

  • Kesiapan usia
    Menurut BKKBN usia minimal untuk wanita menikah adalah 21 tahun, sedangkan untuk laki-laki idealnya berusia 25 tahun. Kesiapan usia menjadi penting untuk menyiapkan pola pikir yang matang dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Jika dilihat secara biologis, organ reproduksi wanita yang berusia dibawah 20 tahun masih belum siap untuk melahirkan. Melahirkan dibawah usia 20 tahun dapat meningkatkan risiko lahirnya bayi prematur dan preeklampsia pada ibu; meningkatnya risiko kematian ibu dan anak.

  • Kesiapan fisik
    Dalam melakukan aktvitas sehari-hari kita memerlukan fisik yang sehat, apalagi nanti saat berumah tangga akan banyak hal yang dilakukan. Mengasuh anak dan melakukan pekerjaan rumah tangga adalah contoh aktivitas fisik yang menguras energi. Hal lain yang bisa dilakukan sebelum menikah adalah melakukan pemeriksaan kesehatan 3 bulan sebelum menikah. Gunanya apa? Untuk memastikan kondisi fisik calon pengantin sehat dan siap jika ingin memiliki anak segera. Kalau sudah memeriksakan diri dan ternyata ditemukan kondisi medis yang kurang baik, bisa dilakukan pengobatan sedari awal.

  • Kesiapan mental
    Hidup penuh dengan lika-liku, maka dari itu perlu persiapan menghadapi segala risiko yang ada. Suatu masalah terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Datangnya masalah bisa menimbulkan konflik, tekanan, juga rasa frustasi. Perjalanan berumah tangga tidak selamanya berjalan dengan baik, maka dari itu pentingnya mempersiapkan mental agar bisa menyelesaikan "tantangan hidup" dengan kepala dingin.

  • Kesiapan finansial
    Kesiapan finansial dapat dikatakan kemandirian dalam keuangan. Kesiapan finansial penting untuk mengelola kebutuhan rumah tangga. Hal yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan finansial adalah kemampuan untuk mendapatkan penghasilan dan mengelola keuangan. Ingat, walaupun pernah ada yang bilang bahwa rezeki akan datang setelah menikah, hal itu akan sulit tercapai kalau kita juga tidak berusaha untuk mendapatkannya.

  • Kesiapan moral
    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), moral merupakan (ajaran tentang) baik buruk yang diterima dilihat dari perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Contoh penerapan nilai moral di kehidupan sehari-hari yakni menghargai pendapat orang lain, bersikap empati, dan berperilaku adil dan jujur. Apalagi ketika sudah menikah, nilai moral ini penting untuk diterapkan dalam kehidupan berumah tangga untuk menjaga hubungan baik dengan pasangan, keluarga besar atau tetangga di lingkungan rumah.

  • Kesiapan emosi
    Kesiapan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengelola emosi agar tidak melakukan perilaku yang tidak baik dan membahayakan orang disekitarnya. Melatih untuk mengelola emosi bertujuan agar seseorang bisa mengungkapkan apa yang dirasakan dengan cara yang baik  dan menemukan alternatif pemecahan masalah. Hal ini bermanfaat untuk mengurangi terjadinya pertengkaran atau perselisihan di dalam rumah tangga.

  • Kesiapan sosial
    Sifat manusia yang cenderung untuk berinteraksi sosial dimana terjadi hubungan timbal balik antar manusia baik dalam memberi manfaat atau kerugian. Interaksi yang baik dibutuhkan agar dapat diterima di lingkungan bertempat tinggal. Seseorang yang memiliki kemampuan sosial yang baik akan lebih mudah untuk mendapatkan manfaat untuk keluarganya misalnya dalam hal informasi, keamanan dan pertolongan lainnya.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun