Mohon tunggu...
Anny Izzatul Mujahidah
Anny Izzatul Mujahidah Mohon Tunggu... Writer

Menulis untuk berbagi dan menggerakkan hati.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bumi dan Kita Sedang Tidak Baik-baik Saja

12 April 2020   22:54 Diperbarui: 12 April 2020   22:53 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Belum genap satu semester di tahun 2020, kita telah mengalami banyak kejadian alam yang bisa dibilang tidak main-main. Di bulan Januari hingga Februari saja Badan Pusat Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 455 bencana terjadi, banjir 171 kejadian, karhutla 28, puting beliung 155, tanah longsor 98, gempa bumi 1 dan gelombang pasang/abrasi 2 kejadian. Serta memakan banyak korban. (beritajatim.com 12/02/2020)

Hal ini belum terhitung dengan kejadian di bulan Maret dan awal April yang sempat menghebohkan masyarakat Jabodetabek karena mendengar suara dentuman beruntun di tengah malam. Dan tentu saja belum termasuk dengan pandemik yang telah menyebar dengan 4.241 kasus dan 373 korban jiwa. (kompas.com)

Bencana yang kita hadapi nyatanya bukan hanya disebabkan oleh pergerakan alam tetapi juga akibat dari ulah tangan manusia itu sendiri. Seperti peningkatan kriminalitas setelah aksi pembebasan para napi atas dasar pencegahan penyebaran virus covid 19 di penjara. (kumparan.com 09/04/2020) ditengah kesulitan mencari rezeki seprerti sekarang, tindakan kriminalitas memang harus diwaspadai.

Bukan hanya bumi yang sedang tidak baik-baik saja, tapi kita sebagai manusia yang tinggal di dalamnya juga sedang tidak baik-baik saja. Banyak keburukan yang menimpa manusia atas sebab dari perbuatan manusia itu sendiri. Segalanya memberikan timbal balik, tapi kita yang kurang menyadarinya atau bahkan tidak mempedulikan.

Terkadang, rasa kemanusiaan itu hilang. Menjadikan akal mengatur secara tak wajar. Melihat dari kasus pandemi covid, ada para tenaga medis yang diusir dari lingkungan rumahnya karena tetangga takut tertular. Ada juga orang-orang yang memanfaatkan situasi buruk ini dengan menimbun masker atau hand sanitizer lalu dijual dengan harga gila-gilaan. Ada juga yang menjual alat rapid test yang membuat tenaga medis merasa kuliah di bidang kesehatan selama 4 tahun menjadi sia-sia. Karena orang yang tak memahami kesehatan menjualnya bahkan tanpa tahu aturan atau prosedur pemakaiannya. Atau aksi persiapan lahan kuburan bagi tenaga medis yang meninggal karena tertular virus dari pada membekali mereka dengan Alat Perlindungan Diri secara ideal dan maksimal. Malang sekali tenaga medis di negeri ini.

Selain itu bagaimana dengan fakta berhektar-hektar hutan yang terbakar. Lalu berubah menjadi lahan tambang atau tol, menjarah rumah bagi hewan-hewan tak bersalah di hutan, mereka kehilangan tempat tinggal, dan menunggu waktu untuk punah. Tidakkah kita tahu keberadaan hutan sangat urgen bagi kehidupan manusia? dari mana lagi kita dapat menjernihkan udara yang dipenuhi polusi dari kendaraan bermotor, asap pabrik, dan sebagainya, bila kita tak memiliki hutan. Dari mana kita akan mendapatkan udara layak hirup? Physical distanting menyadarkan kita bahwa selama ini kita mengotori alam dengan kendaraan bermotor kita, kita baru menyadari betapa berharganya udara segar, langit biru cerah, setelah pandemi menjamah negeri kita.

Kita selama ini egois. Bumi sedang mengingatkan kita untuk kembali membaik bersama-sama.

Mari kita ingat-ingat mengapa kita ada dibumi?

Allah Ta’ala berfirman yang artinya “Dan (ingatlah) tatkala Rabbmu berkata kepada malaikat , ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah’. Berkata mereka, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalamnya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau?’. Dia berkata, ‘Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah : 30)

Kita ada dibumi karena kehendak Allah. Bumi ini milik Allah, kita pun juga milik Allah. Kita semua pun akan kembali pada Allah. Allah menjadikan manusia dibumi untuk beribadah kepada Allah. Tak ada perintah lain kepada manusia selain menghamba dan mentaati seluruh aturan Allah. Termasuk mentaati untuk melestarikan ciptaan-ciptaan Allah, salah satunya bumi, alam, manusia dan kehidupan.

Allah berfirman dalam Q.S Ali Imran: 191 yang artinya “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka Peliharalah kami dari siksa api neraka.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun