Mohon tunggu...
Anna Fara
Anna Fara Mohon Tunggu... -

Lagi belajar nulis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bromo

6 Maret 2012   05:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:27 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar pertengahan bulan Desember kemarin, aku mengikuti teman-teman ke Gunung Bromo. Karena aku tidak pernah kesana, aku ngikut saja. Karena biasanya teman-teman melewati Probolinggo. Kita tidak berniat melihat sunrise, jadi kita berangkat pagi hari dari kota malang. Kita lewat bukan dari jalur biasanya, tetapi kita mencoba lewat belakang Gunung Bromo. Jalannya lumayan masih asri, tidak ada kawasan perumahan, karena maklum kita lewat Taman Nasional Tengger. Dengan membayar biaya masuk Rp.5000,-/ orang kita melanjutkan perjalanan dengan suasana gerimis dan mendung. Banyak berjajar terasiring yang bagus buat narsis ria, terasiring terlihat elok sekali. Walaupun tanaman yang ditanam hanya sayuran saja. Jalannya menanjak, jadi kalau mau kesana jika naik motor, persiapkan motoryang benar-benar khusus buat nanjak. Sampailah kita di bukit yang hijau, bukit itu dinamakan bukit Teletubies. Aku juga tidak tahu pasti mengapa dinamakan bukit Teletubies, konon katanya bukit itu mirip bukit yang ada di serial Teletubies. Subhanallah, memang benar-benar kayak mimpi. Bukit yang memiliki hamparan hijau, juga langit yang berwarna biru menggoda. Setelah melewati bukit Teletubies, kita disambut dengan daerah yang namanya pasir berbisik. Konon, pasirnya mengeluarkan suara mirip sebuah bisikan. Banyak angin puting beliung disini, tapi tidak terlalu besar. Kita hanya butuh kacamata dan masker untuk melewatinya. Sampai di Gunung Bromo, harus berjalan beberapa meter, tapi jangan khawatir, bisa naik kuda. Bayarnya pun tak terlalu mahal, sekitar Rp.20.000,-/orang. Dan harus melewati anak tangga yang jumlahnya +/- 250. Puncak gunung Bromo sangat indah, terlihat Gunung Batok yang masih kokoh berdiri juga beberapa gunung di sekelilingnya. Masyarakat sekitar Bromo pun sangat ramah, banyak yang menawarkan jasa. Pulangnya, kita putar arah, melewati gunung pananjakan, ya.. benar, yang dinamakan gunung pananjakan ini, jalannya memang menanjak. Apalagi cuacanya tidak mendukung, persiapannya jaket yang sangat tebal plus kaos tangan biar lebih hangat. Sampai di puncak jalannya menurun, dan kita lewat Probolinggo. Pelajaran yang diambil dari mbolang kali ini adalah Ciptaan Allah memang Subhanallah tidak ada yang menandingi. Berikut beberapa foto saat di Bukit Teletubies, Pasir Berbisik, dan Puncak Gunung Bromo.

1332123542263170198
1332123542263170198
13321238281799979759
13321238281799979759
Foto : Doc. Pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun