Angkot yang berisi barang dan perlengkapan kami itu menyelinap diantara deretan kemacetan, Ikut memeriahkan jalan dengan klakson dan bunyi mesin kendaraan.
Tanggal 1 Agustus adalah awal pemberangkatan. Kuliah Kerja Nyata (KKN), menjadi hal yang masih remang-remang, karena sebagian mahasiswa ada yang mengaharapkannya dan sebagian lagi ada yang merasa muak nan bosan dengan kegiatan tersebut. Sangat banyak sekali tujuan di dalamnya.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan KKN? Apakah hanya sebatas untuk menambah jumlah IPK atau mungkin sebatas pada mengartikan singkatan yaitu KULIAH KERJA NYATA? atau dengan tujuan yang mungkin dinilai lebih baik, dengan mengatakan untuk "mengabdi". Entahlah, semua mahasiswa bisa mengartikan dan mengarahkannya kemana saja.
Yang pasti kegiatan itu diawali dengan pemberangkatan datang ke desa, melakukan dan mengembangkan segala hal yang ada di tempat tersebut (sepintas).
Saya pribadi juga mahasiswa yang baru menempuh dan ikut kegiatan tersebut, bergabung dengan kelompok 31, bertemu dengan teman-teman mahasiswa beda fakultas, beda karakter, beda penampilan. Hanya satu yang jelas sama kami sama-sama mahasiswa dibawah naungan kampus UNISMA.
Tempat KKN kami letaknya di daerah dampit, desa jambangan, dusun jegong. Mula-mula kami masih merasa canggung, segan atau bahkan ada yang lebih parah yaitu merasa risih. Wajarlah, karena baru kenal, hal-hal yang seperti itu pasti muncul menjadi bumbu. Rumah yang kami tempati ada dua, satu untuk teman laki-laki dan satunya untuk teman perempuan, ada musolla tepat didepannya dengan Toa menghadap kearah tempat kami, seolah menyambut dengan ramah dan mengajak kami selalu masuk untuk solat lima waktu.
Hari ke hari kami jajaki, kami semakin dekat satu sama lain, ada canda yang tiba-tiba, ada keluhan dan gerutunya, tentunya juga ada kopi disetiap perkumpulan kami.
Kegiatan kami mulai berjalan sesuai dengan bidangnya sendiri-sendiri. Bidang keagamaan, bidang pendidikan, bidang kewirausahaan, dan lain-lain.
Hari ke-3 adalah hari yang sedikit memberi kesan dan memantapkan kembali kesadaran, dengan adanya evaluasi yang menyajikan hangat, pendapat bermunculan, keterbukaan terpancar dengan tujuan memperbaiki kekompakan dan kebersamaan. Serupa masa-masa para pendiri bangsa yang bersebrangan dalam gagasan namun tetap akrab dalam satu misi. Enyahkan keangkuhan nan egoisme, melebur kembali pada hakekat manusia dan persaudaraan.
Hari-hari berikutnya kami mengisi kegiatan belajar mengajar ke SD, SMP, TPQ, dan memasang bendera untuk menyambut hari kemerdekaan. Sebenarnya masih banyak kegiatan lainnya yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu.
Hari ke-12 program unggulan yang sudah kami canangkan terlaksana yaitu program branding produk dan pelatihan bersama ibu-ibu PKK dengan tempat dirumah kepala Dusun. Saya melihat antusias memenuhi teras, mereka datang dengan wajah ceria. Di desa saya melihat gotong royong dan azimat pancasila.