Mohon tunggu...
Annis Maulia Fatimahtuzzahroh
Annis Maulia Fatimahtuzzahroh Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyukai konten tentang pendidikan, mental health, lifestyle, dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Pendidikan Nasional

20 November 2022   09:37 Diperbarui: 20 November 2022   09:35 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan hal yang sangat essensial bagi suatu negara. Kemajuan dan kemunduran sebuah negara pada masa sekarang menuju masa yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi yang terbentuk dari negara  tersebut. Kualitas generasi ini tentunya dipengaruhi juga oleh kualitas pendidikan yang dilaksanakan di negara tersebut. Indonesia dalam proses pertumbuhan menjadi negara maju mengalami banyak perubahan salah satunya perubahan pendidikan. Hal ini dipengaruhi berbagai faktor yang diselaraskan dengan perkembangan zaman yang ada. Sistem pendidikan Indonesia saat ini merupakan hasil dari perubahan perkembangan pendidikan yang pernah ada sebelumnya.

Di Indonesia pendidikan pada awalnya hanya bisa dirasakan bagi kalangan keraton dan bangsawan. Sedangkan untuk masyarakat pribumi sendiri belum bisa merasakan dunia pendidikan. Hal ini memperlihatkan kesenjangan dalam dunia pendidikan Indonesia kala itu sedangkan pendidikan adalah Education for All yang berarti pendidikan dapat dirasakan oleh semua individu tanpa membedakan strata sosial, etnis, budaya, agama dan lainnya. Pendidikan formal di Indonesia sendiri baru muncul ketika bangsa Portugis datang ke Indonesia dengan membangun sekolah bagi pribumi yang bertujuan untuk mengajar dan membimbing bibit-bibit misionaris/pekerja agama. Selanjutnya datanglah Belanda ke Indonesia dan membawa pengaruh juga bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Pendidikan muncul pada masa Belanda dikarenakan adanya politik etis

Pelaksanaan pendidikan pada masa ini secara implisit untuk kepentingan pemerintah kolonial. Pada masa ini sebenarnya juga masih terdapat diskriminasi karena terdapat dua macam sekolah yaitu Sekolah Ongko Siji untuk pribumi yang memiliki kedudukan dan Sekolah Ongko Loro yang diperuntukkan untuk masyarakat pribumi yang biasa. Sekolah untuk pribumi biasa ini bertujuan untuk kepentingan memenuhi pegawai rendahan sehingga pendidikan yang dilakukan hanya berfokus pada kegiatan membaca, menulis, dan berhitung. Kemudian Belanda membuat kebijakan mengembangkan pendidikan yang dibuktikan dengan adanya sekolah STOVIA. STOVIA ini merupakan sekolah yang membentuk lulusan-lulusan dokter yang berasal dari rakyat pribumi.

Selanjutnya masuk pada zaman kebangkitan nasional, sudah banyak muncul pahlawan-pahlawan nasional yang tentunya memperjuangkan kemajuan pendidikan di Indonesia. Pahlawan nasioanl tersebut diantaranya Dewi Sartika yang membuka Sakola Istri, R. A. Kartini membuka Sekolah Gadi di Jepara, dan Dr. Wahidin Sudirohusodo. Pada masa ini pendidikan sebernarnya sudah mengarah kepada rasa nasionalisme dan berdasar kebudayaan bangsa Indonesia. Akan tetapi dalam kenyataannya di lapangan pendidikan yang terjadi adalah masih terpengaruh dengan kebijakan-kebijakan Belanda sebelumnya. Akan tetapi perkembangan pendidikan di Indonesia tetap terjadi. Hal ini ditandai dengan munculnya “Tamansiswa” yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara.

Pada “Tamansiswa” ini mengehandaki pendidikan yang dibangun berdasarkan historis dan nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa untuk kemajuan bangsa. Pada mulanya sekolah Taman Siswa memberikan dua jenis pendidikan yaitu kindertuin/Taman Kanak-Kanak dengan jumlah murid 130 yang terbagi menjadi tiga kelas dan Kursus Guru dengan diikuti 10 orang. Sistem pengajaran dan materi pendidikan pada sekolah Taman Siswa ini tidak berbeda jauh dengan HIS hanya saja pada sistem pendidikannya lebih menekankan pada pencapaian keselarasan serta keseimbangan batin siswanya. Selain itu pendidikan di Taman Siswa mengarahkan pada pendidikan yang merdeka sehingga setiap individu dapat memberikan sumbangsih bagi kemajuan bangsanya, Terkait dengan metode pendidikan yang digunakan, sekolah Taman Siswa ini menekankan pada intelektualitas dengan berasaskan pada pendidikan tradisional dan budi pekerti serta nasionalisme. Sekolah-sekolah Tamansiswa kemudian mulai meluas di berbagai Indonesia. Akan tetapi karena melihat perkembangan sekolah Tamansiswa tumbuh dengan cepat, maka pihak Belanda sebisa mungkin berupaya untuk menghalang-halangi perkembangan sekolah Tamansiswa ini karena dianggap memupuk calon-calon masyarakat pribumi yang nantinya akan menentang kekuasaan kolonial. Upaya yang dilakukan Belanda salah satunya adalah mempersulit izin dalam mendirikan sekolah partikelir.

Kemudian ketika memasuki zaman penjajahan Jepang, sekolah Tamansiswa mulai meredup dengan adanya peraturan Osamu Seirei tenang penerbitan sekolah-sekolah swasta. Pembukaan sekolah-sekolah baru , anya boleh dilakukan apabila sekolah tersebut terkait dengan sekolah kejuruan dan bahasa. Tujuan dari sekolah kejuruan ini juga tidak lain sama halnya dengan masa pemerintah Belanda yaitu untuk melengkapi kepentingan Jepang. Sekolah Tamansiswa akhirnya mengikuti aturan Jepang dan semakin lama semakin meredup.

Perubahan perkembangan pendidikan Indonesia untuk menuju yang lebih baik terus terjadi. Banyak kepentingan politik, kekuasaan, dan basis ideologis yang mempengaruhi dalam mengarahkan kembali tujuan pendidikan. Hal ini dialami pada pendidikan awal kemerdekaan hingga pada pendidikan di masa reformasi. Pada hal ini meskipun sistem pendidikan Indonesia di masa pra kemerdekaan hingga masa reformasi terus mengalami perkembangan dan ada perubahan-perubahan untuk menuju tujuan pendidikan yang jelas dan terarah serta bagaimana pun sistem pendidikannya, pendidikan tetap penting bagi diri manusia sebagai pembentuk karater kepribadian. Selain itu, pendidikan juga tidak terlepas dari peran guru dalam mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki siswanya. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam pendidikan sifatnya membimbing dan mengarahkan siswa dalam mencapai cita-cita untuk mencapai tujuan masa depannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun