3. Dapat memunculkan sikap tidak peduli, karena merasa bahwa hasil yang diagnosis mandirinya tidak terlalu mengkhawatirkan sesorang dapat mengabaikan untuk melanjutkan konsultasi pada ahlinya.Â
Dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini memudahkan khalayak untuk mencari tahu segala informasi. Salah satunya informasi mengenai kesehatan mental yang sangat mudah ditemukan di internet.Â
Namun, informasi tersebut justru banyak digunakan khalayak untuk melakukan self-diagnose yang dapat mengakibatkan salah diagnosis, mendapatkan penanganan yang tidak sesuai, menimbulkan mindset pada diri sendiri, dan memunculkan rasa tidak peduli sehingga mengabaikan untuk konsultasi lebih lanjut.Â
Pada akhirnya masalah yang dialami oleh orang tersebut tidak dapat terpecahkan sebagaimana mestinya. Khalayak seharusnya tidak menelan informasi yang didapatnyakannya secara mentah terutama terkait masalah kesehatan. Khalayak perlu untuk mencaritahu lebih dalam terkait informasi yang didapatkan apakah sudah akurat atau belum.Â
Tak banyak penderita gangguan kesehatan mental  yang sadar bahwa mereka perlu untuk berkonsultasi pada dokter atau orang yang ahli dalam hal tersebut.Â
Jika dibiarkan dan tidak mendapat penanganan sebagaimana mestinya sangat berdampak buruk bagi penderita gangguan kesehatan mental yang bisa membuat penderita merasa hidupnya tidak lagi berharga sehingga memutuskan untuk megakhiri hidupnya.
Nama : Annisa Zhahrani Makrudi
NIM : 202110230311459
Daftar isi :
Ryan, A., & Wilson, S. (2008). Internet healthcare: do self-diagnosis sites do more harm than good? Expert Opinion on Drug Safety, 7(3), 227--229. doi:10.1517/14740338.7.3.227Â
Azizah,T.,& Nurwati, N. (2021). Dampak Perilaku "Self-Diagnosis" Pada Kesehatan Mental Remaja. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 1-7.