Pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi sangatlah pesat jika dibandingkan dengan teknologi lainnya. Perkembangan ini telah memudahkan masyarakat dalam mencariinformasi mengenai kesehatan baik itu fisik maupun mental.
Tentunya sebagai manusia kita memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Ketika seseorang  merasakan gejala tertentu pada dirinya, ia dapat langsung memanfaatkan teknologi dengan mencari informasi berkaitan dengan gejala yang sedang alaminya melalui internet (Ryan & Wilson, 2008).Â
Internet sangat mudah untuk diakses bahkan lebih mudah dibandingkan melakukan kunjungan pada dokter. Kemudahan dalam mengakses internet dalam waktu yang singkat menyebabkan seseorang yang merasakan gejala tertentu dapat memperoleh informasi dengan lengkap.Â
Oleh karena itu, seseorang bisa mendiagnosis dirinya sendiri atau self-diagnose berdasarkan informasi yang didapatkan terkait dengan gejala yang sedang dihadapi (Tang & Ng, 2006).Â
Self-Diagnose merupakan, proses dimana sesorang mencari tahu kondisi yang sedang dialaminya secara mandiri dari berbagai sumber tanpa adanya saran medis.Â
Baik pada kesehatan mental maupun fisik sangat tidak dianjurkan untuk melakukan self-diagnose. Karena, gejala pada penyakit fisik dan mental tidak memiliki perbedaan yang besar. Sehingga, resiko terjadinya kesalahan pada diagnosis terhadap penyakit yang dialaminya sangat besar.Â
Seseorang yang memiliki permasalahan pada kesehatan mentalnya membutuhkan diagnosis dari seorang psikolog ataupun psikiater.Â
Akan sangat berbahaya jika melakukan self-diagnosis kepada seseorang yang mengalami gangguan kesehtan mental, karena penyebab dan gejalanya sulit untuk dipahami oleh orang awam serta butuh melakukan proses terapi ataupun penggunaan obat-obatan berdasarkan saran dari seorang psikiater.Â
Selain salah diagnosis yang  membuat masalah yang sebenarnya dialami tidak dapat terdeteksi sehingga gangguan tersebut semakin parah, bahaya dari self-diagnosis lainnya juga cukup mengkhawatirkan seperti :
1. Memberikan mindset pada diri sendiri, seseorang yang melakukan self-diagnosis, secara tidak langsung orang tersebut memberikan mindset pada dirinya sendiri atas gangguan yang dialaminya tanpa tahu kebenaran dari diagnosis tersebut yang justru dapat memperparah kondisi orang tersebut.
2. Kesalahan cara penanganan, akibat dari salah diagnosis tentu tak menutup kemungkinan cara penangan yang diberikan juga salah. jika sejak awal terdapat kesalahan pada diagnosis maka penanganan yang diberikan tidak akan berpengaruh pada penyakit yang sebenarnya.