Mohon tunggu...
Annisa Widyast
Annisa Widyast Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Halo, saya mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penciptaan Lingkungan Kondusif Pembelajaran Berdasarkan Teori Classical Conditioning

30 September 2024   03:15 Diperbarui: 30 September 2024   04:06 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori klasik kondisi Ivan Pavlov tidak sengaja terkait secara langsung dengan pembuatan lingkungan belajar yang kondusif. Teori ini berfokus pada bagaimana anjing Pavlov mengasosiasikan suara bel berdengung dengan makanan, yang biasanya diikuti oleh makanan, sehingga mereka akhirnya mengeluarkan air liur ketika mendengar suara bel berdengung tanpa makanan.

Beberapa aspek dari teori kondisi klasik Ivan Pavlov dapat diterapkan dalam konteks menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, diantaranya:
1. Asosiasi Positif
Asosiasi Positif terjadi dalam teori kondisi klasik ketika suatu stimulus yang awalnya netral menjadi respon positif. Dalam konteks pembelajaran, guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan umpan positif kepada siswa untuk mengasosiakan pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat.

2. Konsistensi
Di dalam teori kondisi klasik, konsistensi sangat diperlukan. Dalam pembelajaran, konsistensi dalam pemberian umpan balik dan aturan dapat membantu siswa memahami apa yang diharapkan dan meningkatkan konsentrasi mereka.

3. Pengelolaan Stimulus
Dalam konteks pembelajaran, guru harus mengelola stimulus dalam kelas untuk menghindari gangguan yang dapat merusak konsentrasi pembelajaran siswa. Hal ini mirip dengan cara Ivan Pavlov mengelola stimulus untuk menghindari respon yang tidak diinginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun