Mohon tunggu...
Annisa Wally
Annisa Wally Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Jangan sampai ada atau tidak adanya dirimu sama saja. Membaca untuk berbagi. Menulis untuk dikenang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Karma Tak Semanis Kurma

31 Mei 2020   09:30 Diperbarui: 31 Mei 2020   09:35 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hidup akan memberi kita sebuah harapan. Tak ada kehidupan yang benar-benar abadi disini. Kecuali jasad sudah berpisah dengan raga. Nafas sudah tak lagi terhembuskan.

Hidup semaumu silahkan saja. Jangan lupa saat ini tanah masih menjadi pijakan kaki. Jangan lupa langit masih menjadi atap. Udara masih bisa kau rasakan. 

Katanya manusia memiliki 3 masa. Masa lalu, masa kini, masa depan. Banyak yang terjebak dengan katanya itu. Kenyataan melihat kita hidup hanya sehari sebelum mati.

Perhatikan dan lihatlah. Sadarkan diri sebelum semua menjadi terasa seperti mimpi. Perbuatanmu, perkataanmu, semua tentang dirimu. Kini hidup sudah mulai memberi pelajaran bagi setiap diri.

Kita akan menuai apa yang kita tanam, entah cepat atau lambat tapi pasti. Kita akan mendapatkan timbal balik dari apa yang kita lakukan, katakan. Entah di dunia fana ini atau kelak di dunia abadi disana. Entah mungkin ibarat karma tak semanis kurma.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun