Dalam rangka mengajak warga memanfaatkan lahan kosong, Mahasiswa PMM UMM 57 menggagas proyek taman hidroponik.
Rencana ini merupakan rencana tanggung jawab sosial dalam program kerja yang bertujuan menyadarkan masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat melalui konsumsi sayur, rempah dan tanaman obat organik.
Program Hidroponik yang diluncurkan bagi warga Baji Ampe 1 dimulai dari pengembangan secara teknis dari segi fasilitas pendukung seperti lahan kosong, bibit tanaman, fasilitas media tanam hingga edukasi dan pendampingan mengenai hidroponik sehingga dapat dimanfaatkan warga sekitar. Ujar Annisauf Fadlilah Khoiri saat diwawancarai, Minggu (07/03/2021).
Annisa menambahkan bahwa dirinya mempelajari teknologi hidroponik secara mandiri dari internet. Alasan mengapa menggunakan teknik ini karena laju pertumbuhan bisa 50% lebih cepat daripada pertumbuhan tanaman di tanah. Ini karena tanaman mendapatkan "makanan" langsung dari air yang kaya nutrisi dan melakukannya tidak dibutuhkan lahan yang luas. Setelah menemukan teknologi hidroponik yang tepat, kini ia memulai menanam tanaman sayur, rempah dan obat dengan cara hidroponik menggunakan styrofoam kotak makan miliknya.
Melalui penerapan teknologi hidroponik, Annisa mahasiswa PMM UMM 57 Â sudah menanam berbagai jenis tanaman, seperti sawi hijau, kangkung, bayam, bawang putih, bawang merah, jahe, cabai besar dan kecil. Misalnya untuk menanam sawi hijau, hal pertama yang harus dilakukan adalah menggunakan media gelas plastik berisi tanah untuk menabur benih sawi hijau. Selain itu, biji rumpun daun muncul setelah lima hari dipindahkan ke styrofoam kotak makan melalui sistem hidroponik. Adapun kelebihan dan kekurangan dari hidroponik :
Kelebihan sistem hidroponik yaitu :
1. Tidak membutuhkan beberapa hektar lahan untuk bercocok tanam karena metode hidroponik Â
   juga  cocok digunakan di lahan sempit bahkan di perkotaan.
2. Tanaman diproduksi tanpa menggunakan tanah
3. Kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih bersih
4. Lebih hemat penggunaan pupuk dan air