Mohon tunggu...
Anisatun Sukesti
Anisatun Sukesti Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa STAI Darussalam Lampung

Mahasiswa (Prodi Pendidikan Agama Islam)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik Israel-Palestina Kembali Memanas

27 Oktober 2023   15:12 Diperbarui: 27 Oktober 2023   15:12 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada awalnya, negosiasi perdamaian tampaknya mungkin dilakukan.
Beberapa perundingan rahasia di Norwegia menjadi Proses Perdamaian Oslo, yang dilambangkan dengan upacara di halaman Gedung Putih pada tahun 1993, dipimpin oleh Presiden AS Bill Clinton.

Dalam momen bersejarah, Palestina mengakui Negara Israel dan Israel mengakui musuh bebuyutannya, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), sebagai satu-satunya wakil rakyat  Palestina.
Otoritas Palestina yang memiliki pemerintah sendiri kemudian dibentuk.

Namun, perpecahan segera muncul ketika pemimpin oposisi Israel saat itu, Benjamin Netanyahu, menyebut proses perdamaian Oslo sebagai ancaman bagi Israel.
Israel mempercepat proyek permukiman komunitas Yahudi di wilayah yang mereka duduki di Palestina.

Kelompok milisi Palestina, Hamas, yang baru saja muncul saat itu, mengirim pelaku bom bunuh diri untuk membunuh orang-orang di Israel dan merusak peluang terjadinya perjanjian perdamaian.

Suasana di Israel semakin memburuk, puncaknya pada  pembunuhan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin oleh seorang ekstremis Yahudi pada tanggal 4 November 1995 Selama tahun 2000an, berbagai upaya dilakukan untuk menghidupkan kembali proses perdamaian -- termasuk tahun 2003 ketika peta jalan dikembangkan oleh negara-negara besar dengan tujuan akhir solusi dua negara, namun solusi ini tidak pernah diterapkan.

Upaya perdamaian akhirnya gagal pada tahun 2014, ketika negosiasi antara Israel dan Palestina di Washington, AS gagal. Rencana perdamaian terbaru yang disiapkan oleh AS ketika Donald Trump masih menjadi presiden disebut sebagai "kesepakatan abad ini" oleh Perdana Menteri Netanyahu, namun ditolak oleh Palestina karena dianggap sepihak dan tidak pernah dilakukan.

Mengapa Israel dan Gaza saat ini sedang berperang?
Gaza dikuasai Hamas, kelompok Islam yang bertekad menghancurkan Israel. Hamas dianggap sebagai kelompok teroris oleh Inggris dan banyak negara lainnya.
Hamas memenangkan pemilu Palestina terakhir  pada tahun 2006 dan menguasai Gaza pada tahun berikutnya, menyingkirkan saingannya, Fatah, dan Presiden Mahmoud Abbas yang berbasis di Tepi Barat.

Sejak  itu,  milisi  Gaza telah berperang beberapa kali dengan Israel. Israel bersama dengan Mesir, mempertahankan blokade parsial untuk mengisolasi Hamas dan mencoba mencegah serangan, terutama serangan roket tanpa pandang bulu ke kota-kota Israel. 

Hingga saat ini peristiwa semakin tegang antara dua kubu dan jika masalah ini masih berlangsung bukan tidak mungkin akan terjadi perang dunia ke tiga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun