Mohon tunggu...
Annisa Travel
Annisa Travel Mohon Tunggu... Lainnya - Perusahaan Travel

PT. Radian Kharisma Wisata atau dikenal sebagai Annisa Travel adalah biro perjalanan wisata yang melayani perusahaan, paket perjalanan wisata, MICE, Umroh dan Haji Plus sejak tahun 2003.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Singkat Kota Madinah, Dari Yatsrib ke Madinah

25 Juli 2024   10:54 Diperbarui: 25 Juli 2024   10:57 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Haidan on Unsplash 

Dahulu, kota yang kita kenal sebagai Madinah dikenal dengan nama Yatsrib. Nama ini diyakini berasal dari pendirinya, seorang keturunan Nabi Nuh. Sejak zaman dahulu hingga sekarang, Madinah tetap dikenal sebagai penghasil kurma terbaik, lebih unggul dibandingkan dengan daerah lain seperti Provinsi Qasim, Unaizah, dan Mesir.Penduduk awal kota Yatsrib terdiri dari tiga kabilah besar yang sering tidak akur; yaitu Amaliq, kelompok-kelompok kecil dari Yahudi, dan kabilah Qahthani dari Yaman yang dikenal sebagai Aus dan Khazraj.

Hijrahnya Rasulullah ke kota ini membawa perubahan besar, termasuk perubahan nama dari Yatsrib menjadi Madinah atau Madinah An-Nabawiyyah (Kota Nabi). Peristiwa hijrahnya Rasulullah ke Madinah menjadi momen bersejarah yang diabadikan oleh umat Islam sebagai awal penanggalan Hijriyah.

Pasca hijrahnya Rasulullah, Madinah mengalami perkembangan yang pesat dalam perekonomian dan kehidupan sosial. Toleransi antar umat beragama di kota ini menjadi contoh teladan, sehingga banyak cendekiawan muslim menggunakan slogan "menuju generasi madani". Kemakmuran masyarakat Madinah pada saat itu membuat banyak orang merasa iri.

Namun, penting untuk diingat bahwa toleransi beragama di Madinah tetap memiliki batas dan aturan yang jelas. Rasulullah memberikan sanksi tegas terhadap pihak yang melanggar perjanjian, termasuk mengusir kabilah Yahudi yang berkhianat. Kisah pengusiran Bani Qainuqa', Bani Nadhir, dan Bani Quraishah adalah contoh nyata bahwa toleransi yang diajarkan Rasulullah tidak berarti tanpa batas.

Sejak hijrahnya Nabi hingga sekarang, Madinah dikenal sebagai kota pelajar. Ribuan mahasiswa dari seluruh dunia datang untuk belajar di universitas dan halaqah ilmiah yang tersebar di penjuru kota. Selain itu, Madinah juga menjadi pusat percetakan mushaf Al-Qur'an dan penyusunan perpustakaan digital. Penduduknya yang santun dan ramah menambah daya tarik kota ini.

Perbedaan karakter penduduk antara Madinah dan Mekkah juga terlihat dalam keseharian. Di Mekkah, bunyi klakson mobil sering terdengar meskipun dari kejauhan. Namun, di Madinah, pengemudi lebih memilih menginjak rem daripada membunyikan klakson. Logat berbicara penduduk Madinah pun lebih lembut dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Arab.

Madinah bukan hanya kota dengan sejarah panjang dan penting dalam Islam, tetapi juga kota yang terus berkembang sebagai pusat pendidikan dan percetakan Al-Qur'an. Toleransi yang diterapkan di kota ini diatur dengan jelas, menunjukkan bahwa kehidupan madani yang ideal adalah yang berpegang pada aturan dan keadilan.

Sumber Bacaan: Menjadi Muthawif Anda di Tanah Suci - Rafiq Jauhary

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun