Mohon tunggu...
Annisa Travel
Annisa Travel Mohon Tunggu... Lainnya - Perusahaan Travel

PT. Radian Kharisma Wisata atau dikenal sebagai Annisa Travel adalah biro perjalanan wisata yang melayani perusahaan, paket perjalanan wisata, MICE, Umroh dan Haji Plus sejak tahun 2003.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sejarah Jeddah: Gerbang Menuju Tanah Suci

8 Juli 2024   22:26 Diperbarui: 8 Juli 2024   22:29 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jeddah adalah sebuah kota yang berdenyut di pesisir Laut Merah yang memiliki sejarah panjang sebagai pintu gerbang menuju Tanah Suci, Makkah dan Madinah. Kota ini tidak hanya menjadi titik awal perjalanan bagi jutaan peziarah setiap tahunnya, tetapi juga menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang mengagumkan.

Awal Mula Jeddah

Didirikan sekitar 2500 tahun yang lalu, Jeddah awalnya hanya sebuah kawasan persinggahan yang dipakai sebagai tempat istirahat bagi para nelayan selepas melaut. Namun, dengan berkembangnya jalur perdagangan dan keagamaan, Jeddah bertransformasi menjadi kota pelabuhan utama. 

Khalifah Utsman bin Affan adalah tokoh penting yang memajukan kota Jeddah. Pada tahun 648 M, ia menetapkan kota ini sebagai pelabuhan utama bagi calon jamaah haji yang hendak menuju Makkah, terutama bagi mereka yang menyeberangi Laut Merah untuk mencapai Jazirah Arab.

Kedatangan para calon haji tidak hanya membawa banyak orang ke Makkah dan Madinah, tetapi juga secara signifikan memajukan perekonomian Jeddah.  Aktivitas perdagangan di kota ini berkembang pesat berkat kehadiran para peziarah. 

Keunikan Kota Jeddah

Berbeda dengan Makkah yang relatif homogen (karena hanya umat Muslim yang diizinkan memasukinya), Jeddah telah menjadi kota yang sangat kosmopolitan sejak awal perkembangannya. 

Sebagai kota pelabuhan, Jeddah terbuka bagi kapal-kapal dari berbagai wilayah dengan budaya dan keyakinan yang berbeda dari Makkah, pusat Jazirah Arab.

Berbagai jenis pekerjaan muncul akibat aktifnya perdagangan antarwilayah dan interaksi antarbudaya di Jeddah. Non-Muslim yang ingin berinteraksi dengan warga Arab namun tidak dapat memasuki Makkah memilih untuk menetap di Jeddah.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Jeddah dahulu dikenal sebagai Balad Al-Qanasil atau Kota Konsulat, karena banyaknya konsulat dari berbagai negara asing yang berdiri di kota ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun