Mohon tunggu...
Annisa Syailendria Mahnai
Annisa Syailendria Mahnai Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Memahami Demam Berdarah Dengue : Definisi, Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahan

30 Desember 2024   16:17 Diperbarui: 30 Desember 2024   16:17 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Virus dengue merupakan bagian dari kelompok virus Flavivirus, yang juga mencakup virus Zika dan virus demam kuning. Penyakit ini lazim terjadi di wilayah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia, dengan iklim yang panas dan lembab yang mendukung perkembangbiakan nyamuk tersebut. DBD adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan komplikasi dan kematian jika tidak diobati dengan tepat. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2021 terdapat sekitar 73.518 kasus demam berdarah dengan tingkat kematian sebesar 0,96%. Ini menunjukkan bahwa DBD masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, khususnya di area dengan kepadatan penduduk tinggi dan kondisi sanitasi yang buruk.

Signifikansi Pencegahan
Mengingat seriusnya dampak DBD, pencegahan menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko terinfeksi. Gejala utama DBD biasanya muncul antara empat hingga sepuluh hari setelah gigitan nyamuk yang membawa virus. Pada awalnya, pasien dapat mengalami demam tinggi mendadak, disertai sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot, dan nyeri sendi. DBD sering disebut sebagai "breakbone fever" karena intensitas nyeri yang dirasakan. Selain demam, gejala lain meliputi mual, muntah, dan ruam kulit yang biasanya menyebar dari area tertentu. Dalam kasus yang parah, DBD dapat berkembang menjadi demam berdarah dengue dengan gejala pendarahan dari gusi, hidung, dan feses berwarna hitam akibat pendarahan di saluran pencernaan. Komplikasi yang lebih serius dapat menyebabkan sindrom syok dengue, yang sangat berbahaya dan berpotensi mematikan. Oleh sebab itu, pengenalan gejala sejak dini dan penanganan yang cepat sangat diperlukan.

Penyebab dan Penularan
Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang aktif pada siang hari, terutama pagi dan sore. Terdapat empat serotipe virus dengue, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi dengan salah satu serotipe memberikan kekebalan terhadap serotipe tersebut, tetapi meningkatkan risiko demam berdarah pada infeksi selanjutnya dengan serotipe yang berbeda. Kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk, seperti genangan air dan tempat pembuangan sampah, menjadi faktor utama penyebaran DBD. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di tempat-tempat dengan air bersih yang menggenang seperti toples bekas, vas bunga, dan genangan air kecil. Kondisi tempat tinggal yang tidak higienis juga berkontribusi pada peningkatan penyebaran DBD, terutama di wilayah perkotaan yang padat.

Faktor Risiko Tambahan
Selain faktor lingkungan dan kebiasaan hidup, terdapat beberapa kelompok yang lebih rentan terhadap infeksi DBD akibat faktor risiko tambahan. Anak-anak dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap infeksi DBD dan komplikasi yang serius. Anak-anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang, membuat mereka lebih rentan terhadap virus dengue. Individu dengan kekebalan tubuh yang lemah, seperti wanita hamil atau mereka yang pernah mengalami DBD sebelumnya, juga berisiko lebih tinggi karena tubuh mereka kurang mampu melawan infeksi. Lansia juga termasuk dalam kelompok rentan akibat kondisi kesehatan yang menurun dan sistem kekebalan tubuh yang melemah. Penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung juga dapat memperburuk kondisi saat terinfeksi DBD. Oleh karena itu, sangat penting bagi kelompok-kelompok ini untuk lebih berhati-hati dan mengambil tindakan pencegahan yang ketat.

Langkah-langkah Pencegahan DBD

Mengingat bahaya DBD, pencegahan menjadi sangat penting. Salah satu cara utama untuk mencegah DBD adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan agar nyamuk tidak memiliki tempat untuk berkembang biak. Pembersihan lingkungan dikenal dengan kampanye "3M Plus," yang mencakup:

  • Menguras: Menguras bak mandi seminggu sekali dan menutup semua wadah air untuk mencegah nyamuk bertelur di air tergenang.
  • Menutup: Menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, ember, dan sejenisnya.
  • Mendaur ulang: Mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti botol plastik, kaleng, dan sebagainya.

Selain itu, masyarakat dapat menggunakan insektisida atau larvasida untuk membunuh jentik-jentik nyamuk di daerah yang sulit dibersihkan. Penting juga untuk menggunakan obat anti nyamuk atau kelambu saat tidur, terutama jika tinggal di daerah dengan kasus demam berdarah yang tinggi. Di beberapa daerah endemik demam berdarah, penyemprotan juga digunakan untuk mengurangi populasi nyamuk. Namun, penyemprotan hanya efektif terhadap nyamuk dewasa dan tidak berpengaruh terhadap jentiknya, sehingga kebersihan lingkungan masih menjadi tindakan pencegahan yang paling efektif. Sementara itu, vaksin demam berdarah sudah tersedia dan dapat diberikan, namun penggunaannya masih terbatas dan lebih efektif bagi mereka yang sebelumnya pernah terinfeksi demam berdarah. Dengan tindakan pencegahan dan kebersihan, kita dapat meminimalisir risiko tertular demam berdarah.

Oleh karena itu, sangat penting untuk bekerja sama dalam menjaga kebersihan lingkungan kita dari tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes. Lakukan beberapa langkah sederhana seperti menguras bak mandi secara teratur, menutup tangki air, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air. Langkah-langkah kecil ini dapat membuat perbedaan besar dalam melindungi diri kita sendiri, keluarga, dan orang-orang di sekitar kita dari ancaman demam berdarah. Mari bersama-sama mencegah DBD dan menciptakan lingkungan yang sehat bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun