Mohon tunggu...
Annisa Syafiqah
Annisa Syafiqah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim

Tertarik dengan Isu mengenai Lingkungan Hidup, Teknologi serta Fotografi dan Videografi. Love to discuss about random thoughts

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengubah Perspektif: Menikmati Jalan Kaki di Kota yang Ramai

25 Juni 2024   21:24 Diperbarui: 25 Juni 2024   21:26 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
A person walking with his dog in the morning (BI VN HNG PHC from Pixabay )

Akhir-akhir ini, saya kepikiran tentang bagaimana orang-orang sekarang jarang menormalisasi jalan kaki. Bahkan, ketika saya menceritakan kepada teman-teman bahwa saya melakukan perjalanan yang cukup jauh dengan berjalan kaki, reaksi yang sering saya terima adalah keheranan. Banyak yang menganggap bahwa di zaman serba cepat ini, menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum jauh lebih efisien dan nyaman. Namun, bukankah berjalan kaki adalah kebiasaan yang baik dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan?

Beberapa bulan lalu, saya memutuskan untuk mulai berjalan kaki sejauh kurang lebih 7 hingga 10 kilometer satu kali dalam seminggu sekalian mengunjungi tempat yang ingin saya kunjungi, entah pergi ke alun-alun, ke jalan ijen, ke kayutangan ataupun ke gramedia. Saat saya menceritakan hal ini kepada teman-teman, banyak dari mereka yang terkejut dan bertanya mengapa saya tidak menggunakan kendaraan saja seperti ojek online atau meminta tolong teman untuk mengantar saya. Jawaban saya sederhana: berjalan kaki bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga tentang menikmati perjalanan, menjaga kesehatan, dan merasakan kepuasan dari usaha yang kita lakukan. Apalagi berjalan kaki di pagi hari di Kota Malang yang cukup asri ini, yang mana akhir-akhir ini tidak seramai biasanya.

Walaupun sempat beberapa kali saya merasakan ketidaknyamanan saat berjalan kaki karena ternyata, di kota besar ini, saya menemukan masih banyak jalan besar yang tidak ramah untuk pejalan kaki. Di beberapa jalan, saya tidak menemukan adanya trotoar. Tapi, terlepas dari itu, suasana Kota Malang akhir-akhir ini cukup nyaman untuk berjalan kaki di pagi hari.

Dr. Thomas Frieden, mantan Direktur Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, juga menegaskan bahwa berjalan kaki adalah "obat ajaib" untuk kesehatan. Menurutnya, aktivitas fisik yang sederhana ini dapat mengurangi risiko kematian dini dan berbagai penyakit kronis .

Di tengah kesibukan dan kecenderungan masyarakat modern yang lebih mengandalkan teknologi dan kendaraan, berjalan kaki seringkali dianggap sebagai sesuatu yang kuno atau tidak efisien. Padahal, integrasi jalan kaki dalam rutinitas harian kita dapat memberikan waktu untuk refleksi diri, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Bahkan, beberapa kota besar di dunia kini mulai mengampanyekan budaya berjalan kaki dengan membangun trotoar yang nyaman, taman kota yang indah, dan mengadakan acara-acara jalan kaki bersama untuk masyarakat. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk mengurangi polusi dan kemacetan lalu lintas.


Meskipun berjalan kaki mungkin dianggap kuno oleh sebagian orang, manfaat kesehatan yang ditawarkannya sangat berharga. Dengan lebih banyak berjalan kaki, kita tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik dan mental kita, tetapi juga berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih dan komunitas yang lebih sehat. Jadi, jangan ragu untuk memulai kebiasaan berjalan kaki, dan nikmati setiap langkah yang kita ambil menuju kehidupan yang lebih sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun