Kanban. Keduanya menawarkan pendekatan yang unik untuk mengelola proyek secara adaptif, namun, perbedaan antara keduanya bisa menjadi poin kunci dalam memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan tim dan proyek. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan mendasar antara Scrum dan Kanban, membahas kelebihan dan kelemahan masing-masing, serta membantu kamu memahami kapan sebaiknya mengadopsi salah satunya.
Agile Methodology telah menjadi pusat perhatian dalam dunia pengembangan perangkat lunak, dan dua metode yang sering dibandingkan dalam konteks ini adalah Scrum danMemahami Scrum dan Kanban
Pertama-tama, mari kita pahami dasar-dasar Scrum dan Kanban. Scrum, dikembangkan oleh Ken Schwaber dan Jeff Sutherland pada awal 90-an, adalah pendekatan manajemen proyek yang fleksibel dan berulang. Ini membagi proyek menjadi iterasi pendek, disebut sprint, dan menekankan pada peningkatan berkelanjutan serta kepuasan pelanggan, biasanya berlangsung selama dua hingga empat minggu. Di sisi lain, Kanban, digambarkan dalam sebuah penelitian yang dikembangkan oleh Shun Nakazawa dan Tetsuo Tanaka pada tahun 2015, merupakan metode yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak Agile. Ini berfungsi sebagai pusat komunikasi utama dalam tim pengembangan Agile, dengan fokus pada visualisasi alur kerja dan pengelolaan tugas secara real-time. Scrum menekankan peran tim yang lebih terstruktur dengan ritme waktu tertentu, sementara Kanban bersifat lebih fleksibel dan memungkinkan pekerjaan mengalir tanpa adanya batasan waktu tetap.
Perbedaan dalam Perencanaan dan Pengelolaan Waktu
Salah satu perbedaan kunci antara Scrum dan Kanban terletak pada cara keduanya mengelola waktu dan perencanaan. Scrum memiliki ritme waktu yang tetap dengan sprint yang berjalan dalam periode waktu tertentu. Ini memberikan kejelasan mengenai kapan suatu fitur atau pekerjaan akan selesai. Di sisi lain, Kanban memberikan fleksibilitas yang lebih besar karena tidak memiliki sprint. Pekerjaan bisa diselesaikan kapan pun, memberikan responsibilitas yang lebih besar kepada tim untuk mengelola alur kerja mereka.
Scrum dan Kanban juga memiliki pendekatan yang berbeda dalam menghadapi perubahan persyaratan. Scrum cenderung lebih sulit untuk menyesuaikan persyaratan di tengah sprint karena sprint tersebut bersifat tetap. Sebaliknya, Kanban, dengan pendekatannya yang lebih fleksibel, memungkinkan tim menyesuaikan prioritas dan pekerjaan secara real-time tanpa harus menunggu akhir sprint.
Visualisasi Alur Kerja dan Kendali WIP (Work In Progress)
Visualisasi alur kerja adalah elemen sentral dalam Kanban. Papan Kanban menampilkan tugas dalam berbagai kolom, mewakili tahap-tahap dalam siklus hidup proyek. Hal ini memberikan transparansi penuh terhadap status pekerjaan dan memudahkan identifikasi bottleneck atau hambatan dalam alur kerja. Di sisi lain, Scrum lebih memfokuskan perhatian pada backlog dan sprint burndown chart, memberikan gambaran yang lebih besar tentang pekerjaan yang akan datang dan progres sprint.
Dalam Scrum, ada peran yang sangat ditekankan, seperti Product Owner, Scrum Master, dan tim pengembang. Ini membantu dalam pembagian tugas dan pengambilan keputusan. Di sisi lain, Kanban mendorong keterlibatan tim secara kolektif dan mengkamulkan kolaborasi tanpa adanya peran yang sangat ditetapkan. Keterlibatan tim dalam Kanban seringkali lebih merata dan mengarah pada pengambilan keputusan yang lebih kolaboratif.
Sementara Scrum menawarkan kejelasan waktu dan tanggung jawab peran yang jelas, metode ini dapat menjadi terlalu kaku untuk beberapa proyek yang membutuhkan fleksibilitas lebih besar. Kanban, di sisi lain, memberikan fleksibilitas yang lebih besar tetapi mungkin kurang cocok untuk proyek yang memerlukan jadwal yang ketat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Howard Lei, Farnaz Ganjeizadeh, Pradeep Kumar Jayachandran, dan Pinar Ozcan pada tahun 2017, mengenai analisis statistik terhadap efek Scrum dan Kanban pada proyek pengembangan perangkat lunak, dapat disimpulkan bahwa kedua metode tersebut memiliki dampak positif terhadap pengelolaan proyek.
Dalam paper tersebut, disebutkan bahwa Scrum dan Kanban adalah dua pendekatan manajemen proyek Agile yang kuat dalam pengembangan perangkat lunak. Tujuan dari kedua metode ini adalah untuk mengoptimalkan proses pengembangan dengan mengidentifikasi tugas-tugas, mengelola waktu dengan lebih efektif, dan membentuk tim yang efisien.