Nama : An-Nisa Shafa Diesty
NPM : 23010400171
MATAKULIAH : Psikologi Komunikasi
Dosen Pengampu :Â
Museum Nasional Indonesia, atau yang sering disebut sebagai Museum Gajah karena keberadaan patung gajah perunggu di halamannya, adalah salah satu institusi budaya paling penting di Indonesia.
Museum Nasional didirikan pada tahun 1778 oleh organisasi bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Perkumpulan Seni dan Ilmu Pengetahuan Batavia). Organisasi ini dibentuk oleh seorang dokter Belanda bernama J.C.M. Radermacher, yang ingin mengumpulkan dan melestarikan pengetahuan tentang seni, budaya, dan ilmu pengetahuan di Hindia Belanda.\
Pada awalnya, koleksi-koleksi museum disimpan di rumah Radermacher. Setelah ia wafat, koleksi ini disumbangkan kepada pemerintah Hindia Belanda, sehingga menjadi fondasi awal untuk museum ini.
Pada tahun 1862, pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk membangun gedung khusus untuk museum di lokasi yang sekarang, yaitu di Jalan Medan Merdeka Barat. Bangunan ini selesai pada tahun 1868, dan koleksi-koleksi museum dipindahkan ke gedung tersebut.
Pada tahun 1871, Raja Chulalongkorn dari Thailand mengunjungi Batavia (sekarang Jakarta) dan menghadiahkan patung gajah perunggu kepada museum. Sejak saat itu, museum ini dikenal dengan nama Museum Gajah oleh masyarakat.
Setelah Indonesia merdeka, museum ini dikelola oleh pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 1962, Museum Gajah diserahkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 1979, nama resmi museum diubah menjadi Museum Nasional untuk mencerminkan peran dan cakupan nasionalnya sebagai institusi budaya.
Seiring waktu, Museum Nasional terus berkembang dengan menambah koleksi dan memperbaiki fasilitas. Pada awal abad ke-21, museum ini membangun sayap baru bernama Gedung Arca, yang diresmikan pada tahun 2007. Gedung ini dilengkapi dengan ruang pameran modern dan fasilitas pendukung lainnya, seperti ruang konferensi, perpustakaan, dan toko suvenir.