Mohon tunggu...
Annisa Sari
Annisa Sari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mularis Djahri: Kota Cerdas Dimulai dari Taat Terhadap Hukum

11 Juli 2017   22:05 Diperbarui: 11 Juli 2017   22:10 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Minggu, (10/7/1), teman-teman mahasiswa di Palembang berkujung  ke kediaman Mularis Djahri. Mulanya, saya sendiri berencana ikut dalam  kunjungan itu. Tetapi, karena beberapa kendala membuat saya urung ikut.

Sebagai  salah satu pengangum Mularis, saya sangat menyesal karena tidak bisa  bertatap muka dengan beliau dan mendengarkan secara langsung  pesan-pesannya untuk kami sebagai mahasiswa, juga motivasinya maju  menjadi calon walikota Palembang.

Untuk mengurangi penyesalan itu,  saya kemudian bertanya kepada teman yang ikut. Mularis katanya, meminta  kepada kita mahasiswa khususnya, dan semua masyarakat Palembang untuk  menaati hukum yang berlaku. Karena taat terhadap hukum merupakan  prasyarat penting untuk mewujudkan kota cerdas.

Mendengar pesan  itu, saya langsung teringat bahwa memang menjadikan Palembang sebagai  "Kota Cerdas" adalah cita-cita Mularis Djahri, jika terpilih menjadi  walikota Palembang pada Pilkada 2018 nanti.

Bagi saya pesan itu  sangat tepat, karena bagaimana mungkin kota cerdas dapat tercipta bila  masyarakatnya sendiri masih suka melanggar hukum. Hukum harus kita taati  karena terciptanya kota modern sangat beriiringan dengan warganya yang  beradab.

Mularis pun menjelaskan jika taat terhadap hukum memiliki  peran yang sangat signifikan dalam membentuk karakter hidup yang  teratur. Dan perlu diketahui, jika sebuah masyarakat telah menjadikan  hidup teratur sebagai way of life, maka layak masyarakat tersebut dimasukkan kedalam masyarakat yang memiliki peradaban tinggi.

Harus  diingat bahwa orang-orang yang hidup di negara maju, mereka sangat  menjungjung tinggi hidup teratur. Disana, ketika membeli tiket  mengharuskannya untuk antri, ya mereka antri. Nah, Smart City hanya  dapat tercipta jika ditopang dengan budaya masyarakat yang hidup tertib  dan teratur.

Ditengah-tengah perbincangan, teman saya yang lain  yang juga hadir dalam kunjungan ke rumah Mularis, menyahut demikian:  "gagasan Mularis untuk ciptakan Palembang sebagai smart city sangat  tepat. Zaman semakin maju, semua serba teknologi, kalau layanan kota  masih seba manual dan tradisional, ya akan tertinggal jauh kita. Saya  senang ada tokoh lokal mau menduniakan Palembang".

Anggita juga  menambahkan, smart city atau kota cerdas memang harus diawali dengan  pembuatan aturan main yang realistis, mudah dipahami, nyaman ditata dan  bentuk hukumannya pun memberi efek jera dan takut rugi. Karenanya, ia  dan para mahasiswa hukum lain menyambut gagasan itu serta akan membantu  ikut memberi masukan soal pembuatan dan atau pengawasan penerapan aturan  mainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun