Mohon tunggu...
Annisa Sari
Annisa Sari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mularis Ajak Para Kontestan Tinggalkan Cara Kampanye Hitam di Pilkada Palembang

20 Juli 2017   23:54 Diperbarui: 21 Juli 2017   00:04 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap calon yang bersaing dalam pergelaran Pilkada seringkali menggunakan segala cara untuk menang. Pesan Niccolo Machiavelli beberapa abad silam, bahwa siapapun yang ingin berkuasa harus "menghalalkan segala cara" sangat tampak hari ini. Mereka abai bahkan secara sengaja meninggalkan nilai-nilai moralitas untuk bisa berkuasa. 

Bertarung di era teknologi yang canggih seperti saat ini semakin memudahkan orang untuk menjatuhkan lawan-lawan politiknya dengan memfitnah, menyebar hoax dan cara-cara memalukan lainnya. Akibat persaingan yang tak sehat itu, maka pesta demokrasi yang seharusnya berakhir dengan damai, justru tak jarang berakhir dengan pertikaian yang berlarut-larut.

Menghadapi Pilkada Kota Palembang 2018, salah satu calon walikota Mularis Djahri mengingatkan dan mengajak kepada kontestan lain untuk sama-sama membangun kultur persaingan politik yang sehat dan bermartabat. Menurutnya, budaya berpolitik yang tidak sehat, seperti menggunakan kampanye hitam harus mulai ditinggalkan.

Mularis menekankan bahwa Pilkada adalah sebuah kontes. Karena sebuah kontes, maka yang diperlombakan seharusnya kelebihan dan kebagusan masing-masing. Ia mengibaratkan sebuah kontes menyanyi, dari kontes ini siapapun yang bertanding harus sebisa mungkin menampilkan suara terbaiknya. Bukan seperti pertarungan tinju, ada baku pukul bahkan ada yang jatuh tersungkur.

Sebagai salah satu calon yang paling difavoritkan untuk menang, Mularis menyadari bahwa akhir-akhir ini mulai mendapat serangan kampanye hitam oleh lawan-lawan politiknya. Meski demikian, secara tegas ia mengatakan tidak akan membalas serangan itu. Mularis justru mengajak langsung kepada para calon kontestan yang ada untuk fastabiqul khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan. 

Mularis pun menganggap semua kontestan bukanlah musuhnya, mereka adalah sahabatnya. Karena mereka semua sahabat, maka ia berjanji tidak akan menyerangnya dengan kampanye hitam. Ia pun akan selalu positive-thinking kepada lawan-lawannya, ia menganggap jika ada yang menggunakan kampanye hitam, mereka hanyalah segelintir orang yang sudah gelap mata.

Menanggapi pernyataan Mularis terkait persoalan kampanye hitam yang mulai marak terjadi, mahasiswi Universitas Sriwijaya, Desi Isnaini menilai sudah seharusnya para kontestan saling menghormati dan tidak saling memburukan. Menurutnya para kontestan itu sudah saling tahu dan berteman sejak lama, pasti buruk dan amat menyakitkan jika salah satu menikam dari belakang.

Sementara itu aktivis Pemantau Independen Pemilu Indonesia, Agus Salim menyatakan sudah waktunya pemilu di Indonesia, termasuk Pilkada digiring ke arah perdebatan konten daripada perdebatan pribadi calon. Perdebatan soal agama, suku, adat dan keburukan pribadi calon tidak ada urgensinya untuk membangun sebuah daerah.

Agus Salim mengungkapkan, pengamatan langsung yang dilakukan lembaganya terhadap pilkada serentak 2018 di sosial media sudah menampakkan adanya unsur-unsur kampanye hitam yang tak sehat. Ini sesungguhnya akan menjadi bibit polarisasi dan perpecahan di masyarakat.

Agus Salim mengajak semua kontestan di Palembang harus bisa mengambil pelajaran dari Pilkada DKI. Semua orang sudah tahu mengapa Pilkada DKI begitu panas, karena semua kontestan telah meninggalkan nilai-nilai moralitas. Dalam penutupnya, Agus menyambut baik jika ada seorang calon yang mengajak sedari dini untuk fastabiqul khoirot bukan fastabiqus-sayyiat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun