Mohon tunggu...
Annisa Safitri
Annisa Safitri Mohon Tunggu... Penulis - Random Writing

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahagia Itu Kita yang Ciptakan

29 Desember 2020   13:07 Diperbarui: 29 Desember 2020   13:14 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain atau bisa disebut sebagai makhluk sosial. Keberadaan manusia yang semakin hari bertambah membuat kapasitas hidup terus berubah. Perubahan demi perubahan terjadi pada setiap individu yang memutuskan pilihan dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial, kita tidak boleh melakukan sikap buruk kepada orang lain atas dasar perbedaan ekonomi, budaya, agama, suku, dan ras. Maka dari itu, manusia diciptakan untuk saling menghargai, saling berbagi, saling memberi, dan saling menyantuni karena dengan melakukan hal tersebut akan memberi dampak yang sangat positif baik dari segi rohani maupun segi jasmani. Dari hal tersebut, kita bisa memberikan rasa kebahagiaan kepada diri sendiri maupun orang lain.

Dalam hidup yang saya jalani, ada banyak hal yang bisa dijadikan suatu pembelajaran terhadap situasi yang sedang terjadi. Pembelajaran tentang apa arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Rasa bahagia itu pasti ada asal diri kita mampu mengucap arti rasa bersyukur atas kehidupan yang kita jalani. Kebahagiaan bagi saya itu terletak dihati, ketika dilakukan dengan ikhlas pasti rasa bahagia itu bisa dirasakan. Kita bisa berbagi kebahagiaan dengan sesama manusia yaitu dengan memberikan sebagian apa yang kita punya kepada orang lain. Kebahagiaan yang saya rasakan adalah bisa membantu orang-orang yang sedang membutuhkan atau orang-orang yang sedang meminta pertolongan. Cara saya adalah dengan memberikan bantuan berupa kebutuhan sehari-hari yang sangat dibutuhkan oleh mereka, memberi dan menyantuni mereka.

Kebahagiaan versi saya selanjutnya adalah dengan melihat dan membantu dagangan makanan yang mama kelola habis terjual. Hal tersebut benar-benar bahagia yang luar biasa dirasakan oleh diri sendiri dan orang lain. Kebahagiaan dalam wujud memberikan kebutuhan buat mama dari hasil kerja diri sendiri telah saya ciptakan. Walaupun hanya barang sederhana namun bahagia itu bisa dirasakan. Selanjutnya, saya berbagi kebahagiaan dengan memberi ucapan terima kasih kepada kurir JNE yang selalu tepat waktu dan ramah dalam mengantarkan paket. Customer yang senang dan mengucapkan terima kasih kepada kurir JNE, bisa melengkapi ketenangan hati atas hasil kerja keras mereka yang kita hargai. Rasa bahagiaku selanjutnya adalah pernah memenangkan lomba menulis cerpen pada masa SMA karena kemenangan tersebut bisa memberikan kebanggaan bagi orang tua dan pastinya diri sendiri. Berbagi kebahagiaan selanjutnya adalah memberi sebuah hadiah untuk kakak saya yang telah melaksanakan ujian akhir. Memberi kepada saudara benar-benar bahagia yang saya rasakan. Walaupun sederhana tapi melakukannya penuh makna dan bahagia itu ketika kita bisa memberi makanan kepada hewan disekitar kita.

Definisi bahagia bagi saya adalah ketika orang lain bahagia atas apa yang kita lakukan. Bahagia itu sederhana, ketika kita bisa bersyukur atas hidup yang kita jalani tanpa membandingkan diri kita dengan orang lain. Bahagia itu sederhana, bukan soal kemewahan semata tapi kesederhanaan hati yang kita miliki. Bahagia itu sederhana, asal bersama orang-orang yang kita cintai. Bahagia itu sederhana, saat kita memberi dengan penuh rasa ikhlas. Bahagia itu sederhana, saat kita berbagi walaupun hanya sedikit dan bahagia itu sederhana, saat kita menyantuni tanpa perlu diperlihatkan kepada semua orang dan bahagia itu sederhana, saat kita bisa berbagi tawa dan senyuman kepada orang lain. Di mana pun kita berada, kita pasti bahagia karena kebahagiaan itu bisa tercipta atas dasar ketulusan dari hati. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun