Depresi, Kekhawatiran berlebih, kecanduan menyakiti diri sendiri, bahkan hingga bunuh diri tak lagi asing di masyarakat kita. Banyak netizen yang berpikiran dangkal masih berpendapat bahwa mereka yang melakukannya harusnya tahu kalau hal-hal itu salah, harusnya mereka sadar, harusnya mereka melebihkan ibadah mereka, kata netizen. Akan tetapi, masalahnya tak semudah yang mereka pikirkan, karena netizen tidak tahu apa yang sebenarnya para pelaku alami hingga mereka memiliki gangguan mental.Â
Tentu banyak faktor yang mempengaruhi gangguan mental, yang paling besar adalah lingkungan sekitarnya atau yang paling dekat kita sebut dengan 'keluarga'. Tak banyak orang beruntung yang mendapat keluarga harmonis penuh cinta, sebagian mendapat keluarga yang penuh perpecahan, sehingga anak sedari kecil mungkin sudah terbiasa mendengar teriakan atau pukulan yang orang tua lakukan saat bertengkar. Orang tua pun begitu, sama tak sadarnya mengenai kesehatan mental, mereka tak tahu kalau kelakuan mereka dapat berdampak negatif jangka panjang untuk anaknya.
hal ini juga sejalan dengan teori dari Vygotsky karena  sejatinya
*Vygotsky tergolong pemikir besar, sezaman dengan Freud, Skinner, dan Piaget. Akan tetapi, kematian dininya pada usia 37 membuat karyanya kurang dikenal. Teori sosiokultural Vygotsky menyatakan bahwa lingkungan dan suasana sosial atau budaya mempengaruhi perkembangan anak. Vygotsky bisa dibilang merupakan perkembangan dari teori yang dikemukakan Piaget.Â
Dalam studi terkait teori perkembangan anak, ia menjelaskan bahwa selain ditentukan oleh individu secara aktif, perkembangan kognitif juga dipengaruhi lingkungan sosial. Kendati begitu, bukan berarti individu bersikap pasif terhadap perkembangan kognitif individualnya. Justru Vygotsky tetap menekankan peran aktif seorang anak dalam mengonstruksi pengetahuan pribadinya. Karenanya, teori perkembangan anak versi Vygotsky ini lebih tepat disebut pendekatan sosio-konstruktivisme. Artinya, perkembangan kognitif seseorang ditentukan faktor individu sekaligus lingkungan.Â
Konsep penting dalam teori sosiokultural adalah zona perkembangan proksimal. Konsep zona proksimal menurut Vygotsky kemudian diterjemahkan oleh Elsa Billings dan Aida Walqui ke dalam jurnal "The Zone of Proximal Development an Affirmative Perspective in Teaching Ells/MLLs", yang diterbitkan di situs New York State Education Department. Dalam jurnal itu dijelaskan bahwa menurut Vygotsky, zona proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan aktual yang ditentukan oleh pemecahan masalah secara mandiri dengan tingkat perkembangan potensial yang ditentukan melalui pemecahan masalah bersama orang lain.
Dapat disimpulkan dari pembahasan di atas adalah masih banyaknya orang tua yang masih tidak mengerti atau bahkan tidak peduli dengan dampak kesehatan mental bagi seorang anak yang sering kali menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar secara langsung dalam jangka panjang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H