Gempa bumi sering kali menimbulkan dampak yang tidak hanya fisik, tetapi juga psikologis. Rasa trauma, kecemasan, dan ketidakpastian menjadi hal yang umum dialami oleh korban. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan layanan dukungan psikososial guna membantu individu dan keluarga mengatasi stres pascagempa.
Setelah gempa, berbagai organisasi, baik pemerintah maupun non-pemerintah, segera merespons dengan menyediakan layanan dukungan psikososial. Layanan ini mencakup:
1. Pendampingan Psikologis : Tenaga ahli memberikan sesi konseling untuk individu dan kelompok, membantu mereka mengungkapkan perasaan dan mengatasi trauma.
2. Pelatihan Keterampilan Mengatasi Stres : Masyarakat dilatih untuk mengenali tanda-tanda stres dan diajarkan teknik relaksasi serta coping mechanism.
3. Kegiatan Komunitas : Mengadakan kegiatan yang melibatkan masyarakat, seperti permainan, senam, dan diskusi kelompok untuk membangun kembali rasa kebersamaan dan dukungan sosial.
  Peningkatan Kesejahteraan Psikologis: Banyak peserta melaporkan berkurangnya tingkat kecemasan dan depresi setelah mengikuti sesi konseling. Reintegrasi Sosial: Kegiatan komunitas membantu memperkuat hubungan antarindividu, sehingga tercipta lingkungan yang saling mendukung. Peningkatan Kesadaran : Program edukasi tentang kesehatan mental meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya dukungan psikososial. Resiliensi yang Lebih Tinggi: Masyarakat Kertasari menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam mengatasi stres dan beradaptasi dengan situasi pascagempa.
Pada tanggal 30 sepetmber 2024 mahasiswa bimbingan konseling islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung melaksanakan kegiatan trauma healing di wilayah kertasari bandungÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H