Permasalahan agama dan sains merupakan permasalahan yang telah lama diperbincangkan. Salah satu contoh permasalahan nya yaitu adanya dikotomi antara islam dan ilmu kesehatan, sehingga hal tersebut menyebabkan kaum muslimin masih memisahkan antara islam dan ilmu kesehatan. Banyak sekali ahli agama yang tidak memperhatikan masalah kesehatan tersebut yang berkaitan dengan islam, dan sebaliknya ahli kesehatan pun tidak memperhatikan hukum-hukum islam yang berkaitan dengan ilmu kesehatan¹. Banyak yang beranggapan bahwa sains dan agama memiliki posisi masing-masing dimana dalam memperoleh suatu kebenaran didasarkan pada perolehan data secara epistimologis melalui beberapa penelitian, sedangkan agama sendiri dalam memperoleh kebenaran yaitu dengan cara menerima yang ghaib yang mana hal tersebut berlandaskan kepada “iman” dan kepercayaan 3.
Integrasi islam adalah suatu sistem yang mengalami pembaruan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang memiliki arti kesempurnaan atau keseluruhan. Secara istilah integrasi berarti membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu². Islam merupakan ajaran yang berasal dari al-Qur’an dan Hadist, yang mengatur hubungan manusia dengan khalik-nya. Hubungan manusia dengan dirinya salah satunya adalah makanan. Manusia perlu makan agar tubuhnya dapat melakukan segala proses fisiologis, makanan dapat berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, seperti sumber tenaga, pembangun dan pelindung atau pengatur segala proses. Mereka menganggap bahwa makanan yang mereka makan merupakan sumber energi yang hanya dapat mendatangkan manfaat saja, tetapi tidak memperhatikan bahwa makanan dapat pula menjadi sumber bahaya apabila makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan syariat agama. Dalam firman Allah SWT, pada Qs. Abasa/80:24, membahas terkait pentingnya memperhatikan makanan ;
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.
Penjelasan tersebut tidak hanya untuk memperhatikan makanan yang bersifat bahaya saja, tetapi di zaman modern seperti ini, kemakmuran hidup dengan taraf ekonomi yang semakin meningkat ikut serta dalam mempengaruhi gaya hidup manusia. Perkembangan ini tentu akan memiliki dampak dalam hal pola makan, seperti pola makan yang tidak teratur dengan mengkonsumsi segala hal yang diinginkan hawa nafsu tanpa memperhatikan kondisi kesehatan sama sekali. Sifat tersebut terdapat dalam firman Allah SWT, dalam Qs. al-A’raf/7:31, yang berbunyi ;
“hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang belebih-lebihan”.
Makan terlalu kenyang dapat mengganggu proses pencernaan dan makanan dalam perut cepat masam. Seperti halnya yang dikatakan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab nya bahwa, “kenyang itu paling berat di antara empat hal yaitu meja makan, ayakan tepung dan wajikan, karena kenyang itu mengajak kepada bergeloranya syahwat-syahwat dan menggerakkan beberapa penyakit di dalam badan”, salah satu penyakit yang sering mendapat perhatian umum yaitu obesitas⁴.
Obesitas merupakan suatu keadaan yang dapat terjadi jika kuantitas jaringan lemak tubuh dibandingkan dengan berat badan total lebih besar dari keadaan normal, atau dapat dikatakan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal, hal tersebut dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara energi dari makanan yang masuk lebih besar dibandingkan dengan energi yang digunakan tubuh. Obesitas memiliki kontribusi yang penting terhadap kejadian penyakit kardiovaskular, seperti diabetes melitus tipe 2, kanker, osteoarthritis dan sleep apnea di seluruh dunia⁵. Obesitas juga menjadi salah satu faktor risiko munculnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan stroke. Penyakit tersebut merupakan penyebab kematian tersebesar penduduk dunia, terutama pada kelompok lanjut usia. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian obesitas yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan, asupan makanan, stress, aktivitas fisik, jenis kelamin dan usia6.
Sehingga, kita sebagai umat islam harus memperhatikan makanan yang kita konsumsi dan makan sesuai dengan kebutuhan tubuh kita agar tidak menimbulkan masalah-masalah kesehatan yang nantinya dapat terjadi di dalam tubuh kita, dan dapat terhindar dari terjadinya obesitas.
Referensi :
1. Irawansah O. 2021. Integrasi Islam dan Ilmu Kesehatan. J Kesehatan Al-Irsyad. 14(2):49-60.
2. Putra H. 2019. Integrasi Sains dan Agama Dalam Perspektif Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Negeri. Lampung.