Purwakarta-Dibalik megahnya desain bangunan dari galeri wayang Purwakarta, ternyata banyak pengrajin lokal yang ikut turut serta menghasilkan karya-karya yang berada di dalamnya. Galeri ini juga awalnya dibuat karena gagasan ide dari Dedi Mulyadi, mantan bupati Purwakarta yang dikenal sebagai penggerak pelestarian budaya Sunda dan didirikan pada awal tahun 2017. Galeri wayang ini kemudian dikelola oleh Dinas Kepemudaan Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (DISPORAPARBUD). (10/12/2024)Â
Bangunan Galeri Wayang yang terletak di kawasan Alun-Alun Purwakarta ini menjadi simbol kerja sama antara pemerintah daerah dan komunitas seni lokal. Mulai dari ukiran kayu berbentuk wayang yang menceritakan kisah Mahabharata, desain interior berornamen wayang, hingga koleksi wayang yang dipamerkan, semuanya melibatkan keahlian para pengrajin lokal.
Galeri ini juga banyak sekali melibatkan perancang bangunan dan pengrajin lokal dalam membangun Galeri Wayang yang ada di Purwakarta. Terlihat pada salah satu ukiran kayu yang menceritakan kisah Mahabharata, dibawahnya diukir pula nama perancang bangunannya yaitu ada Aringgit, Isa Perkasa, Dedy Kholiq, Oyom Sutisna, Edi Dolan, Ating dan Opik.
Penggunaan cat warna yang dominan hitam dan putih pada bangunan Galeri Wayang Purwakarta ini ternyata memiliki makna tersendiri. Gerry, salah satu pegawai yang bekerja di galeri wayang menjelaskan bahwa warna bangunan yang dominan hitam putih ini memiliki makna yaitu sifat atau karakter dari manusia yang dimana hitam artinya kotor dan tercemar oleh banyak kejahatan sedangkan putih artinya suci atau murni. Sengaja dipilih kedua warna itu karena warna hitam dan putih merupakan ciri khas dari kota Purwakarta.Â
Galeri Wayang ini memamerkan koleksi wayang golek khas Sunda hingga wayang kulit dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, para pengunjung juga dapat menyaksikan langsung proses pembuatan wayang yang dikerjakan oleh pengrajin lokal di area khusus galeri.
Salah satu pengrajin wayang, abah Djani (62 tahun) menceritakan pengalamannya ketika pertama kali dipanggil oleh mantan bupati Purwakarta yaitu Dedi Mulyadi untuk bekerja sebagai pengrajin wayang di Galeri Wayang Purwakarta.Â
 "Abah jujur kaget ketika mendapatkan telepon dari pak Dedi Mulyadi, dia bilang minta dibuatkan wayang-wayang untuk dipajang di Galeri Wayang Purwakarta dan saya juga diminta untuk jadi pengrajin wayang disana agar dapat dilihat oleh para pengunjung ketika datang ke galeri tersebut.", ujarnya.Â
Tak hanya abah Djani yang dipanggil oleh Dedi Mulyadi, mantan bupati Purwakarta untuk menjadi pengrajin di Galeri Wayang, ada pula abah Udju pengrajin suling tradisional. Sama halnya dengan abah Djani, abah Udju juga mendapatkan panggilan untuk berada di galeri wayang dan sekaligus menjual hasil karya-karya suling nya ke para pengunjung.Â
Gerry, menambahkan bahwa motivasi awal dibangunnya galeri wayang ini adalah untuk dapat melestarikan warisan budaya. "kita sebagai generasi penerus harus tahu dan mengerti tentang sejarah wayang, karena wayang ini merupakan salah satu peninggalan yang diwariskan oleh nenek moyang yang didalamnya itu menceritakan nilai-nilai kehidupan sehari-hari seperti agama, moral, budaya, sosial, pendidikan, politik. Maka dari itu kita harus menjaga dan melestarikan warisan budaya kita ini.", katanya.Â